Dennis Reeves melangkah masuk ke dalam ruang pribadi milik Pak Salvator D'Albertis dengan gemetar. Kepalanya tertunduk lesu sehingga dia tak sempat mengagumi ruangan yang mirip dengan apartemen yang luar biasa mewah dan mentereng. Di salah satu sisi, dinding kaca menampakkan pemandangan di luar kapal yang makin melengkapi suasana menakjubkan yang tercipta di dalam ruangan.
"Silahkan duduk Dennis Reeves," pinta Pak Salvator. Suaranya terdengar dingin dan mengerikan di telinga Dennis sekarang.
Inilah detik-detik berita buruk itu akan disampaikan, desis Dennis dalam hati, tetapi mengapa bukan Bu Dawson, kepala sekolah yang menyampaikan kabar itu sendiri? Mengapa harus Pak Salvator? Mungkin ini tanggung-jawab ilmuan itu, pikirnya, karena dialah yang bersikukuh memasukkan Dennis ke sekolah di kapal ini.
Tentu saja, barangkali Pak Salvator sudah mendengar pelanggaran yang dilakukan olehnya, nekad meluncur dengan sepeda motor, melakukan gerakan akrobatik berbahaya, padahal level-nya masih terukur rendah dan terjun tanpa mengembangkan parasut dalam pelajaran olahraga. Detik-detik kehancuran, bagaikan perasaan seorang pegawai malang bergaji rendah – yang sudah menduga akan dipecat – menyergapnya.
Pak Salvator tampak menuangkan minuman ke dalam gelas dengan gaya natural pebisnis kelas atas. Namun, dengan kekusutan pikiran yang menggerogoti, segala sesuatu tampak berantakan di mata Dennis, termasuk rak yang dijejali buku-buku tebal, yang dalam kondisi biasa akan membuatnya terkagum-kagum. Suara minuman yang dituang ke dalam gelas pun terasa menggenaskan, laksana hari-hari kelabu ketika Dokter Harris mendadak bersikap asing kepadanya dulu.
"Ayo diminum," ujar Salvator menawarkan. "Kau nampak tegang sekali, Dennis, seolah-olah Bapak akan menyepakmu dari kapal ini."
Dennis terperangah. "Jadi ... Bapak tidak akan ... mengeluarkan aku?"
"Siapa bilang aku atau sekolah akan mengeluarkanmu, Dennis?"
Dennis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Aduh Pak, a-aku kira ... Bapak memanggilku untuk menyampaikan kabar buruk itu." Lega sekali Dennis, seperti ada jarum yang baru terlepas dari biji matanya. "Level-ku belum juga meningkat dan aku ... aku sudah melanggar beberapa peraturan di sekolah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PURA-PURA MATI
Фэнтези(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Seorang remaja moody terbujuk untuk berpura-pura mati, memalsukan kematian dan melarikan diri ke sebuah dunia rahasia demi menyelamatkan sebuah keluarga yang dikasihi dan turut serta menyelamatkan sebuah kapal pesiar mi...