Bab 5: Berangkat Ke Island of Missing Time

197 25 7
                                    

Pagi ini begitu cerah. Matahari menyinari kapal pesiar The Eagle's Wings yang merambat perlahan di angkasa. Siapa saja yang berada di daratan akan mendongakkan kepala dan terpesona saat salah satu ciptaan teknologi canggih di dunia Morte-Orbis itu melintas. Di segala sudut kapal – yang sangat mirip dengan suasana kota modern – kegiatan berlangsung seperti biasa, seperti halnya dengan kota-kota yang dilaluinya di daratan. Hanya para pejabat tinggi kapal dan beberapa pihak terkait yang memahami bahwa kapal yang paling termasyur di seluruh negeri itu tidak lebih dari sebuah bom waktu yang akan meledak dan menghancurkan seluruh peradaban dalam kurun waktu yang singkat.

Berbelok pada satu sisi di kapal, kontras dengan seluruh pemandangan lain, kau akan menemukan sebuah kehidupan unik sekolah The Eagle's Wings. Tidak banyak yang menyadari, nasib kapal dan peradaban Morte-Orbis sekarang berada di pundak tujuh murid dan remaja yang tergabung dalam The Eagle's Wings Squad.

Salah satu dari remaja itu, Dennis Reeves – yang berkesan moody dan misterius – berada di dalam sebuah ruangan sekolah bersama dengan keenam temannya, mengenakan seragam militer. Dia tampak duduk gelisah dan tak berhenti mengusap-usap alisnya. Pura-pura mati, pikir Dennis, apakah semua ini kutukan permainan yang telah aku mainkan sejak dulu? Kutukan yang menyebabkan dia terlibat dengan permainan kematian sungguhan. Bibi Lena, wanita yang berada di pulau Bali dulu telah sering memperingatkannya untuk tidak melakukan permainan horor itu. Dennis memperhatikan keenam temannya yang lain berjalan mondar-mandir dan gelisah tak terperikan.

Sementara itu, kepala sekolah, para guru dan seluruh murid telah berbaris di halaman sekolah. Tiga buah helikopter'futuristic' keren bertengger di halaman sekolah The Eagle's Wings. Bentuknya mirip helikopter yang didesain nyaris seperti pesawat ruang angkasa canggih. Beberap prajurit bertampang dingin tampak berada di dalam pesawat-pesawat itu. Seluruh murid yang berbaris di halaman terkesima dan membayangkan bagaimana rasanya naik dan terbang dengan helikopter canggih itu.

 Seluruh murid yang berbaris di halaman terkesima dan membayangkan bagaimana rasanya naik dan terbang dengan helikopter canggih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Joanne Dawson dan para guru tampak berdiri di satu sisi. Tiba-tiba, sorak-sorai dan tepuk tangan bergemuruh di segala tempat saat ketujuh murid anggota the Eagle's Wings Squad : Dennis, Denziel, Serena, Megan, Logan, Justin dan Albert, berjalan menuruni tangga sambil melambaikan tangan dan tersenyum ke arah murid-murid. Mereka tampak begitu mempesona di dalam seragam militer yang mereka kenakan.

"Oh Tuhan," bisik seorang gadis histeris, "Dennis Reeves! Aku jatuh cinta! Dia keren sekali!"

"Awas ya, Dennis Reeves punyamu, Denziel punya aku. Deal, ya!"

"Albert Reinwald! Astaga! Keren bingits!"

"Albert Reinwald! Astaga! Keren bingits!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang