12. Rampung

9.7K 740 59
                                    


Happy reading!

***

Hari Rabu, hari terakhir Luci rekaman di salah satu studio yang terletak di Bintaro, Tangerang Selatan.

"Halo, semua. Aku Luciani Winanda." Luci melambai senang pada sebuah kamera di hadapannya, milik dari label yang akan mendokumentasi. "Sekarang aku lagi bersama Mbak Citra, orang yang menciptakan lagu untuk soundtrack film One Night Love. Kita baru banget selesai rekaman. Yeaayy!" Luci bertepuk tangan.

Perempuan dewasa bernama Citra di sebelah Luci itu pun turut bersorak dan bertepuk tangan seperti Luci. "Alhamdulillah, akhirnya selesai juga proses rekamannya."

Luci mengangguk. Kedua tangannya bertaut di depan dada, merasa bahagia. "Senang banget bisa nyanyiin lagu yang diciptakan Mbak Citra."

"Aku juga senang banget akhirnya bisa membuatkan lagu untuk Luci, si penyanyi keren yang dulu hanya bisa aku pantau lewat sosial media, cuma bisa dengar suaranya secara online, dan sekarang aku bisa terlibat langsung dengan orangnya. Wah, super excited. Suara Luci dan lagu ini benar-benar menyatu banget," terang Citra dengan jujur.

Senyum Luci mengembang sempurna, merasa tersanjung. "Wah, makasih, ya, Mbak."

"Sama-sama, Cantik."

Luci mulai menceritakan banyak hal tentang pengalamannya sepanjang menyanyikan lagu tersebut. Gurat wajahnya tampak serius sekaligus haru karena menjadi pengisi soundtrack film adalah salah satu wish list Luci.

"Jadi, judul lagunya itu Bersama Hingga Nanti. Hm, sejak pertama membaca skrip filmnya dan dengar mentahan lagunya dari Mbak Citra, aku langsung jatuh cinta gitu, yah. Tadi, sih, prosesnya cukup lancar dan ... yang spesial, karena ini lagu yang bakal menjadi soundtrack, jadi aku harus benar-benar merasakan dan mencintai cerita. Aspek ceritanya itu harus tersampaikan melalui lagu ini."

Dua perempuan itu saling melihat dengan pandangan penuh antusias. Lalu, Luci kembali bersuara. "Aku nggak nyangka, sih, sebelumnya akan dipilih buat menyanyikan lagu yang indah ini. Apalagi aku dipanggil atas rekomendasi orang yang sampai sekarang aku nggak tau siapa--"

"Dekada," sahut Citra cepat.

Luci menoleh cepat, wajahnya menampilkan gurat kebingungan. "Eh?"

"Loh, kamu nggak tau Dekada yang ngusulin kamu?"

Melihat interaksi di luar briefing itu mengharuskan kameramen mematikan kameranya segera, membiarkan Luci dan Citra berbicara berdua saja. Untuk sesaat, dua perempuan itu melirik ke sekitar, lalu kembali melanjutkan obrolan.

"Nggak tau, loh, Mbak," balas Luci masih terheran-heran.

Luci merasakan bahagia yang terbalut keterkejutan saat pertama kali dihubungi oleh pihak produksi. Saat itu, Luci sedang sibuk-sibuknya show ke beberapa kota untuk mempromosikan album barunya.

Saat workshop dengan semua orang yang terlibat di bagian musik untuk film tersebut, Fakih-vocal director-mengungkapkan bahwa nama Luci disebutkan oleh seseorang sebagai kandidat yang bisa mengisi soundtrack, kemudian disetujui oleh Citra. Karena terlalu bahagia, Luci iya-iya saja tanpa merasa penasaran sedikit pun pada orang tersebut. Mereka pun menganggap bahwa Luci tahu akan hal itu.

Luci pikir siapa pun itu yang merekomendasikan namanya, mungkin hanya mengenalnya secara sekilas dan kebetulan saja namanya terlintas di pikiran orang tersebut. Jadi, Luci tidak terlalu memikirkan tentang hal itu. Namun, jika ternyata orang itu adalah Dekada, suaminya sendiri, mana bisa Luci tidak kepikiran?

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang