Tekan dulu bintangnya, yuk! Udah? Nah, jangan lupa komen di sepanjang cerita yaaa hehehe thankyou :))
Happy reading!
***
Pintu ruang rapat terbuka. Kehadiran seseorang yang bersuara agak keras tidak menyentak Luci sedikit pun sebab kesedihannya tentang cincin yang tidak tersemat di jari Dekada terjadi secara sadar.
“Ayo, ayo, rapat! Udah kelar ini klarifikasi gosipnya Luci? Oke, ayo, ayo, ada yang lebih penting dari sekadar gosip. Moderator langsung mulai aja, nanti siang saya ada jadwal penerbangan ke luar kota.” Itu adalah Pak Geri, sang sutradara yang tadi sempat keluar sebentar untuk mengurus urusan lain.
Laki-laki yang lebih senang memakai kaus polo demi menampilkan otot dadanya itu beralih mengambil kursi tunggal di paling depan, menjadi orang yang paling penting di sana. Sementara pada kursi pertama di barisan sebelah kanan, ada Jena yang merupakan penulis skrip sekaligus menjadi moderator untuk rapat hari ini.
Semua mata tertuju pada perempuan berusia 27 tahun itu, lalu beralih pada Pak Geri yang langsung to the point membahas segala persiapan yang harus mereka siapkan.
“Bulan? Dekada? Siap, ya?” Pak Geri menyorot dua pemain utama yang duduk di barisan berbeda. “Act like you both are a couple. Profesional? Harusnya, sih, tanpa di-briefing begini juga kalian paham, ya.”
Bulan tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arah Pak Geri, sementara Dekada di tempatnya tampak bersemangat merespons. Ia pamerkan senyum lebarnya sambil berseru, “Siap, laksanakan, Pak!” Sambil mengacungkan dua jempol!
Bibir Luci mencebik tanpa sadar, pandangannya sudah turun dengan lesu, sebal dengan semangat sang suami yang dianggap berlebihan dan dalam hati menggertak, Biasa aja, dong!
Tarik napas dalam-dalam, lalu diembuskan pelan-pelan. Itu yang Luci lakukan hingga beberapa kali sampai tiba pada akhir rapat dan Pak Geri yang sudah meninggalkan ruangan lebih cepat dari yang lainnya. Sementara orang-orang yang masih di ruangan tersebut sedang bercengkerama santai. Ada yang masih membahas tentang persiapan gala premier, ada yang membahas hal lain. Tidak terkecuali Dekada yang tampak menempati kursi lain untuk bergabung dengan pemain laki-laki lain dan berbincang di sana. Seperti biasa, Luci akan menjadi siput di pojokan yang malu-malu mau bergabung. Padahal, ada Bulan dan Amara yang sejak tadi mengajaknya berbicara, tetapi Luci hanya bersuara tanpa minat dan apa adanya.
Karena tak berselera terhadap apa pun, Luci memilih untuk mengirim pesan pada Bryan.
Luciani:
Aku kangen Lily, B.
Gimana keadaannya?
Kalian udah di rumah?Dokter Bryan:
Lily lumayan membaik.
Ini udah sekitar 15 menit sampai di rumah.
Aku kasihan lihat Lily, tapi emang harus langsung pasang infus lagi.Luciani:
Ya Allah, Nak :"))
Aku mau ke sana, ya, B.Dokter Bryan:
Dekada gimana?
Kamu udah bicara?Luciani:
Belum sih :(Dokter Bryan:
Kok, gitu?
Ayo, Ci, jangan berlarut-larut.
Kamu tenang aja soal Lily.
Lebih baik kamu selesaikan urusan kamu sama Dekada dulu.
[mengirim gambar]
Lily lagi makan disuapin Mama Bianca.Luci mengukir senyum tipis nan sendu. Dari gambar itu, terlihat jelas bagaimana tubuh Lily yang amat lemas dan kuyu. Luci mendadak sesak lagi melihat keadaan putrinya dan butuh minum lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Camera [COMPLETED] ✓
Romance✨ Cerita terpilih untuk Reading List @WattpadRomanceID [Bittersweet of Marriage - Maret 2023] ✨ Naskah Terbaik #1 event Menulis Novel oleh Semanding Books Blurb: Luci boleh melanjutkan karirnya di Jakarta dengan syarat harus memiliki suami sebab ked...