43. Mencari Tahu Kebenaran

6.2K 577 70
                                    

Halooo DELUCI update kembali!😍

Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak yaaah! Kalau berkenan juga boleh follow wattpad aku ini 😍 Thankyou!

Happy reading 🫶

***

Sisiran lembut pada poni depan Lily yang tipis menjadi sentuhan akhir dari tangan Luci. Putri kecilnya sudah mandi, makan, dan berdandan selayaknya anak kecil. Pun, Luci sendiri juga sudah bersiap-siap untuk berangkat ke acara gala premier. Tidur Lily begitu nyenyak, bangunnya ketika matahari sudah mulai meninggi, dimandikan bundanya sekitar jam delapan dan sekarang mereka sudah sama-sama selesai dengan penampilan masing-masing.

Luci iseng meniup pelan dan membuat Lily membersit geli, sang bunda menjadi cekikikan gemas.

"Udah cantik, nih, anak Embun," ucap Luci memuji. "Lily, Embun berangkat kerja dulu, ya? Lily di rumah sama Nenek Di nggak apa-apa, kan? Nenek Di itu pintar berkebun, loh. Nanti, Lily main di halaman belakang, banyak rumputnya, banyak bunga-bunga, banyak kupu-kupu juga."

Lily menatap sang bunda dengan tatapan polos, mata mengedip-ngedip pelan, sementara bibir tipisnya tertutup rapat. Memang tidak seluruh ucapan sang bunda bisa ia pahami. Meskipun nantinya Lily pasti agak menolak ditinggal, tetapi Luci akan tetap berbicara jujur tentang kegiatannya. Lily juga sudah terbiasa selama tinggal dengan Bianca dan Bryan, ketika Luci datang dan akan pergi lagi, Lily akan paham kalau sang bunda ada urusan dan pasti akan tetap kembali. Karena Lily baru datang ke tempat baru, maka Luci harus tetap memberi pemahaman.

Bianca juga sudah berkabar kalau ia akan datang untuk membawa beberapa perlengkapan Lily. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, mau tidak mau, Lily sekarang benar-benar akan tinggal dengan bundanya. Seperti yang pernah dibicarakan bahwa orang tua B bersaudara akan pulang setelah sekian tahun berbisnis di luar.

Senang? Sudah semestinya begitu. Hanya saja, agak sulit karena Lily terbiasa hidup bersama Bianca dan Bryan. Sekarang pun Luci kebingungan. Apa mungkin ia akan menghidupi Lily di rumah Dekada ini? Dengan hubungan mereka yang sedang berantakan? Kadangkala, Luci juga berpikir akan pergi jika Dekada benar-benar serius melepasnya. Ini berat. Luci sudah jatuh cinta begitu dalam. Namun, jika nanti segala usaha untuk mendapatkan keikhlasan dari Dekada tidak menemukan hasil baik, Luci pun juga harus menerima sebab sadar semua ini berawal dari dirinya sendiri.

Sambil tersenyum hangat, Luci mengecup Lily di bagian kening dan kedua pipinya. "Embun berangkat, ya."

Mata Luci melirik pintu dapur, sudah ada Bu Dian yang berdiri sambil membawa boneka jerapah, boneka yang sudah ada di tas Lily. Padahal, seingat sang bunda, Lily belum punya boneka jerapah ... eum, yah, pasti Dekada yang membelikannya kemarin.

Setelah melihat isyarat mata Luci, juga bertepatan dengan Dekada yang baru turun dari tangga lantai dua, Bu Dian langsung mengambil alih perhatian Lily menggunakan boneka jerapah tadi. Lily terlihat berantusias mengikuti ajakan bermain Bu Dian hingga mereka sampai di taman belakang. Sengaja, agar Lily tidak melihat sang bunda dan yayahnya yang akan pergi dari rumah.

"Mas!" panggil Luci terburu-buru sebab Dekada melewatinya dengan sangat cuek.

Sementara Dekada terlihat sibuk mencari-cari sesuatu di sepanjang meja dan laci yang ada di ruang tengah. Luci berlari kecil mendekati dan menyodorkan sesuatu yang ada di tangannya. Kunci mobil, benda yang sedang dicari Dekada.

"Kebiasaan banget naruh kunci mobil sembarangan. Di kamar, kan, udah ada tempat khusus," celetuk Luci.

Dekada menghela napas, mengangguk sebagai respons, dan mengambil alih kunci mobilnya dari tangan Luci. Tidak ada keluar satu kata pun dari mulutnya, seperti makin gencar saja mengabaikan Luci. Laki-laki itu mengambil langkah cepat, tetapi Luci kembali berseru memanggilnya.

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang