13. Salah Paham

9.2K 756 85
                                    

Happy reading!

***

Hari ke-35 pernikahan Luci dan Dekada. Rumah tangga mereka berjalan seperti biasanya, masih kucing-kucingan di tempat umum, masih belum satu kamar, tetapi interaksi mereka di rumah makin berkembang. Keduanya sebisa mungkin menyempatkan untuk berbincang jika sama-sama sedang di rumah dan ada waktu luang.

Luci akan memasak untuk Dekada di pagi hari sebelum beraktivitas, untuk makan siang dan malam disiapkan oleh Dian. Dekada selalu menyukai masakan Luci karena memang seenak itu makanan yang dibuat istrinya. Satu hal yang Dekada baru ketahui bahwa sebelum mengikuti ajang pencarian bakat, di samping part time-nya nyanyi di kafe, Luci pernah membuka katering sendiri sambil kuliah. Hasilnya Luci gunakan untuk membayar uang kuliah dan keperluan sehari-hari. Fani tidak ada campur tangan sama sekali terhadap usaha Luci meskipun mereka sama-sama usaha katering.

Kemudian, tidak jarang juga pasangan suami-istri itu bertukar pesan saat sedang bekerja, sekadar untuk memberi kabar tentang kegiatan masing-masing. Kenyamanan mulai mereka temukan, tetapi apa kenyamanan dan kebersamaan saja sudah cukup? Tentu saja tidak. Masih ada beberapa hal yang belum mereka penuhi sebagai pasangan suami-istri yang sah. Satu bulan lebih sedikit, pelan-pelan saja kalau kata Luci. Kurang sabar apa lagi Dekada?

Pukul 19.15 WIB. Luci baru tiba di rumah setelah melakukan sesi pemotretan untuk lagunya. Hari ini, ia belum bertemu Dekada sama sekali. Pagi-pagi sekali, Luci sudah dihubungi Kiki untuk bersiap. Luci hanya mengetuk pintu Dekada saat subuh dan bergegas pergi setelah mendengar suara Dekada menyahut. Itu artinya Luci juga tidak sempat memasak untuk Dekada.

Mobil pribadi Luci sudah diparkir di garasi. Sebelum keluar dari mobil, Luci menyempatkan untuk memainkan ponsel, melihat-lihat foto pemotretan yang masih mentah alias belum diedit, juga melihat video proses pemotretan itu.

Saat membuka beranda Instagram, Luci disuguhkan unggahan dari akun rumah produksi, menampilkan poster pengenalan tokoh untuk film One Night Love. Ada Dekada di sana, potret seorang diri, lalu potret bersama Bulan juga. Luci amati dalam-dalam wajah suaminya, lalu seulas senyum tercipta dari bibirnya tanpa sadar. Jarinya terus menggeser setiap slide dan berakhir dengan potret mesra Dekada bersama Bulan.

Tiba-tiba, Luci teringat ucapan Kiki di hari pernikahannya.

"Yakin suami ganteng gitu nggak mau di-publish? Sayang, loh, Ci. Kalau kalian go public, kan, nanti suamimu punya alasan buat nggak gimmick mesra sama lawan mainnya."

Lalu, teringat juga kata-kata Ardan di hari terakhir rekaman.

"Jangan dulu. Gue dengar, kemistri Deka sama Bulan lagi bagus-bagusnya, gampang bikin baper. Kalau Deka atau Bulan ada yang publish pasangan masing-masing, bisa buyar ntar."

Dua pendapat yang saling bertolakbelakang, bukan? Luci menjadi tambah bingung memikirkan hubungannya dengan Dekada. Padahal, kalau Luci mau menyelam lebih dalam ke arah Dekada, ia akan menemukan namanya menjadi ratu di singgasana dalam hati Dekada. Sayangnya, Luci masih betah meraba tanpa mau mencoba masuk.

"Gini, toh, rasanya punya hubungan sama artis." Luci bergumam dalam keheningan. Layar ponselnya masih menyala, menampilkan potret mesra suaminya.

"Hih. Kamu, kan, juga artis. Gimana, Ci? Mending publish aja hubungan kalian. Dijamin jobnya makin deras! Rezeki suami istri itu bakal dobel."

Luci mengernyit mendengar peri kecil bergaun putih di samping kanannya. Khayalannya sudah sampai ke mana-mana.

Oh, yang di sebelah kiri rupanya tidak mau kalah. Dia menyahut cepat sekali. "Jangan dulu, Ci. Ingat, karier kamu masih di bawah banget. Ingat, Dekada sekarang lagi digandrungi banyak fans, jangan sampai kamu bikin fansnya pada kabur. Kalau kayak gitu, kan, rezekinya jadi terhambat."

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang