42. Huru-Hara

7K 588 105
                                    

Halooo DELUCI update kembali!😍

Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak yaaah! Kalau berkenan juga boleh follow wattpad aku ini 😍 Thankyou!

Happy reading 🫶

***

Sinar kilat dari jepretan berbagai jenis kamera menjadi tembakan meriah yang mengarah pada wajah para aktor dan aktris dalam film baru Indonesia berjudul One Night Love. Dekada dan Luci menjadi pasangan yang paling banyak disorot.

Luci tampak begitu cantik dan elegan dalam balutan dress biru yang menjuntai menutupi tubuhnya yang ramping dan mungil. Di sebelahnya, ada Dekada yang senantiasa menggenggam tangan Luci dengan mesra. Laki-laki itu mengenakan pakaian kasual berwarna abu-abu dengan black hair up yang membuatnya sangat tampan. Keduanya memamerkan senyum bahagia, memuaskan mata para pekerja media dan penontonnya.

Gala premier dilaksanakan dengan penuh antusias. Sebelum semua orang serentak menyaksikan film tersebut di dalam bioskop, mereka akan lebih dulu bertemu dan berbincang dengan para pemain dan orang-orang di balik layar.

Luci mendapatkan sesi khusus untuk menyanyikan langsung official soundtrack film tersebut. Suara indahnya memenuhi lokasi pertemuan, mengalun cantik nan sendu di pendengaran, menggetarkan hati para pendengarnya. Pada beberapa menit akhir, Dekada mendekati Luci dengan membawa sepucuk mawar merah, lantas memberikannya tanpa ragu. Bunga itu sampai di tangan Luci yang kosong, dihidu aromanya di sela melantunkan lirik akhir. Mereka saling melempar senyuman penuh cinta. Penampilannya berakhir, Dekada dengan sigap mengulurkan tangan hingga berhasil menuntun sang istri untuk menempati tempat yang sudah disediakan.

Sekali lagi, Luci memberikan seluruh perhatiannya untuk Dekada. Jemarinya bergerak merapikan ujung rambut suaminya, tidak sungkan-sungkan memperlihatkan kemesraan di depan banyak kamera, lalu menimbulkan riuh gemas dari mereka yang melihat langsung. Dekada sangat menyukai segala perhatian yang selalu Luci berikan untuknya, baik saat sedang berdua saja, atau ketika di depan banyak orang seperti sekarang.

Sungguh indah bayang-bayang kebersamaan itu dalam angan Luci yang sedang berada di ruang hampa. Sendirian, bersedih, berandai-andai. Sudah nyaris dua jam perempuan itu duduk di atas sajadah seusai tiga rakaat Magrib. Hujan yang turun sejak sore tadi membuat Luci terus mengingat Dekada yang masih enggan untuk pulang.

Perempuan dalam balutan mukena putih itu tersenyum getir dengan pandangan yang kosong. Kemudian, satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya. Dalam benak yang mengkhayal adegan indah, tertanam tanya yang tidak kunjung mendapat jawaban. Kapan Mas Deka mau pulang? Apa Mas Deka benar-benar nggak bisa menerima aku lagi?

Hari ketika Luci dan Dekada bertemu saat acara motor itu, memang sepulangnya Luci mengikuti perjalanan mobil yang Dekada kendarai. Namun, Luci tertinggal jauh dan kehilangan jejak. Luci seperti seorang polisi yang sedang mengikuti buronan yang berusaha kabur. Entah ke mana perginya Dekada. Perpisahan berhari-hari lalu rupanya belum cukup untuk Dekada bisa menerima Luci.

Hari ini, Luci memilih untuk berdiam di rumahnya, bukan di rumah B bersaudara menemani Lily. Ia khawatir Lily akan melihatnya yang sering menangis tanpa sadar. Rasa sedih Luci membuatnya makin takut kehilangan. Makin takut untuk ditinggal sendiri lagi.

Suara ketukan pada pintu kamarnya membuat Luci segera menoleh. Tubuhnya spontan berdiri, merespons cepat karena harapan yang tinggi. Namun, saat pintu itu terbuka, Luci sadar bahwa memang segala hal tidak selalu sesuai dengan harapan. Senyuman di bibirnya surut sebelum terpasang sempurna.

“Mbak Istri makan dulu, yuk? Dari tadi pagi nggak makan-makan, lho.”

Bu Dian menghela napas ketika sadar bahwa Luci berusaha tersenyum padanya, bahkan Bu Dian melihat Luci menghapus air matanya. Tidak ada yang bisa dilakukan perempuan baya itu selain membantu memenuhi keperluan Luci di rumah. Mungkin memang ia amat dekat dengan Dekada layaknya ibu dan anak, tetapi bagaimana ia bisa membantu jika Dekada saja tidak pulang-pulang? Bu Dian sungkan jika harus menghubungi Dekada berkali-kali. Jadi, ia hanya bisa memantau keadaan Luci dan sebisa mungkin menemaninya agar tidak kesepian.

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang