Behind the Camera [COMPLETED] ✓

21. Press Conference

Updateee!!

Happy reading!

***

Kesibukan di balik layar untuk project Dekada dan Luci berjalan sesuai rencana. Dari awal: pemilihan tokoh, pembacaan skrip, pendalaman karakter, proses syuting, pemilihan pengisi soundtrack, proses rekaman, pembuatan music video, pembuatan konten promosi, dan kesibukan lainnya. Semuanya telah rampung dengan status baru yang Luci dan Dekada jalankan tanpa sepengetahuan publik, jauh dari perbincangan netizen.

Akhirnya, salah satu hari yang ditunggu, tiba juga. Hari di mana orang-orang penting yang terlibat di dalam film tersebut akan bertatap muka langsung dengan calon penontonnya. Press conference dilaksanakan di salah satu bioskop di Jakarta pusat. Agenda dalam acara itu adalah perilisan poster resmi, perilisan trailer, dan perilisan soundtrack.

Luci dan Dekada berangkat bersama-sama dari rumah, tetapi tidak terang-terangan sampai ke lokasi. Dekada hanya mengantar Luci sampai ke apartemennya, di mana Kiki bersama stylist Luci sudah menunggu. Mereka akan bertemu lagi di lokasi acara.

Dekada akan datang dengan mengenakan kaus polos putih yang dibalut dengan setelan jas dan celana berwarna silver. Menampilkan tubuhnya yang proporsional. Rambut hitamnya yang tebal hanya memakai pelembab rambut dan disisir membentuk curtain haircut-terbelah dua, termasuk poni depan yang tipis.

Sementara Luci mengenakan lace dress selutut berwarna putih, seperempat lengan tipis dan melebar. Dress-nya terbuat dari bahan renda yang lembut, ada tali pita hitam di bagian tengah lehernya. Ringan, longgar, dan membuat Luci terlihat anggun. Apalagi rambutnya yang tidak terlalu panjang itu digerai dengan rapi.

Tepat pukul 19.15 WIB, acara pun dimulai. Mereka bertemu lagi di dalam salah satu ruang bioskop setelah pembawa acara memanggil satu per satu nama. Luci duduk di deretan kedua, disamping Citra—sang penulis lagu. Satu deret dengan penulis skrip dan produser. Sementara Dekada duduk di deretan depan, bersama lima orang pemain lainnya, yaitu Bulan, Amara, Jessica, Andhika, dan Angga.

Dari posisinya, Dekada dan Luci dapat melihat kehadiran keluarga mereka
di antara para penonton lainnya. Mereka sangat berantusias, terlihat jelas dari ekspresi wajah dan tepuk tangan yang terus diberikan. Sementara di barisan penonton paling depan, banyak orang-orang dari media hiburan yang siap mengabadikan acara tersebut untuk disiarkan nantinya.

Berada tepat di belakang Dekada, binar mata Luci tampak bersemangat menatap punggung yang tegap itu, bahkan tidak jarang Luci menunduk karena senyum-senyum sendiri. Ia masih tidak menyangka akan terlibat dalam hubungan pernikahan secara diam-diam begini. Dalam hatinya masih terus bertanya, Kok bisa, sih, aku menikah dengan seorang Dekada Loey Dermawan? Lucunya lagi, ini nikah karena perjodohan. Dulu, ketemu sama dia aja nggak pernah kepikiran bakal ngobrol satu sama lain. Eh, sekarang malah sampai tinggal satu rumah.

Senggolan di lengan Luci memeletuskan gelembung-gelembung khayalannya. Membawanya bangkit dari lamunan yang begitu dalam tentang pernikahannya. Rupanya Citra yang menyenggolnya pelan, Luci tersentak dan terlihat kebingungan.

"Hayooo, si cantik Luci ini lagi mikirin apa coba, ya? Mikirin bon? Mikirin mantan? Mikirin masa depan? Atau, mikirin aku, ayo?" celetuk sang pembawa acara yang memang sangat ceriwis sekali kalau sedang bekerja meskipun ia seorang laki-laki.

Luci terkikik malu sambil melambaikan tangan, tidak membenarkan tebakan-tebakan pembawa acara tersebut.

Saking jauhnya berkelana dalam pikiran, Luci sampai tidak sadar kalau acara sudah berjalan cukup lama. Para pemain sudah memperkenalkan diri dan menjelaskan peran mereka dalam film. Sutradara dan penulis skrip juga sudah berbicara panjang lebar tentang film tersebut. Jadi, giliran bagian soundtrack yang harus berbicara.