40. Dekada Khilaf

9.4K 506 97
                                    

Haaiiii akhirnya aku kembali 🥹🥹

Ada ga sih yang kangen DELUCI 😭😭 maaf banget yaa baru lanjut, soalnya lagi brainstorming wkwkwk

Tolong tinggalkan vote dan komen banyak-banyak yaahhh 😍💖🫶 thankyou!

Selamat membaca!

***

Keheningan membalut suasana malam hari di kamar Mikha. Saudara Dekada satu-satunya itu membawa sang kakak ipar ke dalam kamarnya sebab ia tahu kalau Luci perlu ditemani.

Namun, lihatlah yang terjadi di dalam sana. Keduanya hanya diam-diaman. Sejak tadi, Mikha mempersilakan Luci untuk tidur duluan, tetapi bagaimana Luci bisa tidur dengan suasana hati yang buruk? Jadi, sekarang, Luci hanya duduk termenung sambil memeluk kedua kakinya yang terlipat dan menumpu dagunya di lutut.

Sementara itu, Mikha duduk di kursi depan meja riasnya. Sengaja ia ciptakan jarak dengan Luci sebab masih cukup terkejut dengan masalah yang dihadapi Luci dan Dekada. Ada kecewa yang diam-diam Mikha simpan ketika menatap Luci. Perempuan itu tahu betul, bagaimana perasaan kakaknya untuk Luci. Ia tahu betul, bagaimana perjuangan kakaknya untuk bisa kembali membuka hati.

Mikha termasuk orang yang mengikuti perjalanan karir Luci di ajang pencarian bakat. Jadi, ketika tahu kalau Dekada dijodohkan dengan Luci, tentu Mikha senang sekali. Lantas, ia membantu Dekada untuk mencari tahu tentang Luci. Mikha puji-puji kemampuan bernyanyi Luci, juga kepribadian yang terlihat dari sosial media dan layar televisi saat itu. Mikha tidak menyangka kalau Luci memiliki rahasia penting dan krusial.

Sesama perempuan, tentu saja Mikha menaruh rasa iba terhadap Luci. Apalagi ia juga tahu kisah mamanya yang serupa. Mikha tidak bisa membayangkan kalau masalah itu menerpa dirinya. Mikha ikut berpikir, pasti Luci pun butuh perjuangan yang besar untuk bangkit dari keterpurukannya. Mikha kemudian menyimpulkan bahwa baik Dekada ataupun Luci, mereka sama-sama pernah melewati masa kelam dengan masalah masing-masing. Mikha tidak mau mengadu nasib mereka, tidak mau membanding-bandingkan mana yang lebih berat.

Namun, Mikha amat menyayangkan pilihan Luci untuk berbohong pada Dekada yang akan menjadi bagian dari hidupnya untuk selama-lamanya. Mungkin memang berat, tetapi kebohongan bisa menghancurkan banyak kepercayaan. Begitulah sekarang, Mikha terlihat ragu pada Luci. Apa benar selama ini Luci tidak pernah menghargai Dekada?

Diam-diam, Mikha menahan air matanya. Ia menunduk untuk beberapa saat, kemudian kembali menatap Luci yang masih termenung, lantas memanggil, “Luci.”

Sang empunya nama pun menoleh perlahan, mata mereka beradu sendu.

“Kamu sayang nggak sama Bang Deka? Apa bener yang dia bilang kalau selama ini kamu nggak pernah menghargai dia?”

Luci merasa tersentil. Ia bisa melihat tatapan kecewa dari kedua mata hitam Mikha.

Luci menarik napas panjang dan mengembuskan pelan-pelan. “Aku emang bikin batasan dengan Mas Deka. Tapi, itu dulu, Mikha. Itu dulu, waktu aku masih belum percaya diri. Sekarang, perasaan aku udah berubah. Aku sayang sama dia, aku cinta sama dia, Mikha,” tuturnya dengan jujur dan tulus.

Mikha bisa merasakan ketulusan dari cara Luci berbicara dan menatap. Andai bisa menyelam ke dalam diri kakak iparnya, Mikha ingin sekali tahu lebih banyak tentang perasaannya. Namun, tentu saja Mikha punya batasan terhadap masalah orang lain. Untuk saat ini, Mikha masih fifty-fifty. Lantas, ia hanya tersenyum tipis pada Luci.

***

Sebelumnya, bergabung kembali dengan geng motor tidak pernah menjadi bagian dari rencana hidup Dekada. Ketika ia memutuskan untuk mengangkat kaki dari kehidupan yang membuatnya lupa pada hal-hal baik, Dekada sudah berjanji tidak akan pernah kembali lagi. Namun, pikirannya sekarang kalut, tidak berarah, berat sekali. Bukan kembali bergabung, tetapi Dekada tahu bahwa Hemrasaga—geng motor yang menampungnya dulu—sedang mengadakan acara besar. Andra yang memberitahu, tetapi secepat kilat ia melarang Dekada yang berpikir untuk datang dengan alasan mendinginkan otaknya.

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang