45. Meneguhkan Perasaan

8.1K 612 50
                                    

Halooo DELUCI update kembali!😍

Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak yaaah! Kalau berkenan juga boleh follow wattpad aku ini 😍 Thankyou!

Happy reading 🫶

***

Ini makin terasa berat. Amat sangat berat bagi Dekada setelah mengetahui segalanya. Semuanya sudah terungkap. Orang yang melecehkan Luci, sekaligus ayah kandung Lily, yaitu Sagara. Laki-laki yang Dekada kenal sebagai kakak kandung mendiang mantan kekasihnya, Gracia. Apakah takdir sedang mempermainkannya? Dekada harus bagaimana sekarang?

Sagara yang Dekada kenal adalah buaya berandal. Senang bermain perempuan. Bagaimana mungkin ia akan melepas Luci untuk orang seperti Sagara? Dekada merasa perlu menarik segala omongannya, menarik keegoisan yang meminta Luci kembali pada orang yang sudah menghancurkannya. Siapa yang akan sanggup menjalani hidup seperti itu? Meskipun penyesalan bisa Dekada raba dari raut wajah Sagara, tetap saja ia tidak akan percaya.

Dulu, sebelum memutuskan menerima perjodohan dengan Luci, Dekada belajar banyak hal tentang pernikahan melalui ceramah para tokoh agama, juga buku-buku pernikahan yang dimiliki orang tuanya. Dekada menanamkan semua yang ia dapat di dalam memori kepala dan hatinya. Bahkan, Dekada sudah berani bertaruh akan bertahan meskipun hujan badai akan menerpa kehidupan rumah tangganya. Hal itu juga yang membuat Dekada berani meyakinkan Luci untuk menikah dengannya.

Namun, Dekada tidak menyangka akan seberat ini. Apa yang telah Dekada pelajari tiba-tiba luntur dalam ingatannya, kalah akan kecewa yang teramat dalam. Bayangan permasalahan yang ada dalam benak Dekada adalah perselingkuhan, cek-cok yang tak sependapat, masalah ekonomi, hubungan dengan mertua, lika-liku menjadi orang tua. Dekada lupa kalau setiap manusia memiliki masa lalu, dan setiap masa lalu memiliki cakupan masalah yang berbeda-beda, lantas dibalut pula dengan rahasia dan kebohongan. Memang benar pada dasarnya manusia hanya bisa menerka dan mengira-ngira, tetapi kepastiannya tentu hanya Tuhan saja yang tahu.

Dekada bersimpuh di dalam sebuah masjid. Ia tidak pulang ke mana pun. Berdiam seorang diri di mobil, tidur di sana hingga Subuh datang, dan melaksanakan ibadahnya. Sepanjang waktu berdoa, mencari ketenangan, mengharapkan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Sengaja berdiam lebih lama dalam rumah ibadah, barangkali ada kajian tentang nasihat pernikahan yang dapat memberi jalan, tetapi rupanya tidak ada. Kajian sedang libur ucap seseorang yang Dekada temui di sana.

Maka Dekada hanya berdiam diri sekarang, kepalanya menunduk begitu dalam.

“Assalamualaikum?”

Dekada menoleh ke sebelah, seorang laki-laki sepuh mengucapkan salam kepadanya. Dekada langsung agak menunduk sebagai rasa hormat dan menjawab, “Waalaikumussalam.”

Dekada memperhatikan penampilan laki-laki sepuh itu. Mengenakan jubah putih dan kopiah putih. Dekada kurang yakin, tetapi seingatnya orang itu adalah imam salat Subuh tadi.

“Kata salah satu murid saya tadi, ada yang tanya soal kajian?”

“Oh, iya, Pak. Saya yang tadi bertanya.”

“Maaf kalau lancang, tapi sepertinya kamu sedang ada masalah. Apa benar?”

Dekada tidak yakin perlu bercerita dengan orang lain tentang masalah rumah tangganya. Namun, sungguh Dekada butuh pencerahan, butuh nasihat untuk keteguhan hati yang mulai goyah.

Dekada menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskannya perlahan. “Saya sedang ada masalah dengan istri, Pak. Masalahnya cukup berat,” ucapnya dengan suara tertahan, berat rasanya.

Behind the Camera [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang