Mr. Crazy. 3

22.4K 1K 29
                                    

Tandai typo sobat❤

____

Pagi-pagi restoran tampak lebih heboh dari biasanya. Orang-orang dalam gedung bertingkat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Entah hal apa yang membuat mereka sepertinya, seperti akan kedatangan tamu besar hingga semuanya begitu detail di kerjakan.

"Memangnya Mr. Aksa sedetail itu, ya?" bisik Adel ketika membersihkan sela-sela celah ruangan dapur yang ia yakini tidak ada debu yang menempel di sana.

Ya, gadis itu tengah membersihkan tempat pencucian piring, heran bukan? Bahkan tempat seperti ini masuk ke dalam list, memangnya pak Aksa akan datang kesini dan mengecek debu di sana?

"Dia tidak suka tempat kotor." Rubi menjawab.

Rubi sendiri sibuk menata piring padahal dari sebelumnya Adelia dan temannya itu sudah menata sedemikian rupa tapi gara-gara nenek sihir itu mereka berdua harus bekerja dua kali.

Nenek sihir? Siapa lagi kalau bukan Jesika yang suka bertitah seenaknya. Menyuruh Adelia yang hanya pasrah saja di suruh-suruh.

Tadi pagi, tepat jam delapan Jesika menemui Adelia dan Rubi yang memang bertugas sebagai staf dibelakang, mencuci piring, menata piring ke lantai atas dan memastikan tidak ada apapun yang kurang di ruangan yang sudah di sulap cantik oleh petugas.

"Padahal kan, Mr. Aksa akan stand bay di lantai atas, tapi kenapa disini suruh bersihkan, ya?" celetuk Rubi lagi, dia masih belum terima dengan tugas yang Jesika beri.

Ya kali Mr. Aksa datang langsung mengontrol seluruh ruangan Hilton dan mengecek debu dengan telunjuk tangannya.

"Mungkin untuk berjaga-jaga takut Mr. Aksa turun dan mengeceknya satu-satu."

Adelia sendiri tidak se cerewet Rubi yang terus mendumel. Gadis itu bekerja tanpa berkomentar apapun selain menjawab keluhan Rubi yang terus menggerutu.

"Ah, aku berani bertaruh jika Mr. Aksa berani turun ketempat ini!"

Padahal kan, tempat ini tidak ada sangkut pautnya dengan kedatangan sang bos besar, apalagi ruangan pencuci piring tidak ada mewah-mewahnya sama sekali.

Bau iya, pengap iya. Ck, gak habis pikir.

Adelia tidak sepenuhnya mendengar celotehan Rubi bahkan saat ketika Rubi pamit ke kamar mandi.

Gadis itu sibuk melamun, ingatannya terlempar pada kejadian kemarin malam saat dirinya bertemu dengan makhluk langit.

Siapa dia? Kenapa datang tiba-tiba seperti itu seolah tahu bahwa Adelia ada di sana?

Apakah dia pengunjung yang datang untuk makan malam? Tapi —rasanya tidak masuk akal mengingat restoran sudah nyaris tutup setelah kepergian Adel di atas loteng.

Ah—atau dia salah satu panitia yang di tugaskan untuk meng-handle acara kedatangan bos besar. Nah, sepertinya begitu.

Tapi, kenapa dia langsung bergegas naik? Dari mana dia tahu tempat itu, aneh bukan?

Dan ——yang lebih parah lagi dia seakan tahu apa yang tengah Adel rasakan

"Del."

Rubi memanggil Adel pelan namun sayangnya gadis itu asik melamun sambil meremas-remas kain lap di tangan.

"Adelia!" sekali lagi namun tidak ada respon membuat Rubi berdecak gemas. Sejak kapan Adel jadi kurang fokus begini?

Rubi berdiri dan mendekati Adel, menepuk lengan atasnya gemas.

"Adelia ...!"

"Eh, apa?"

Pekikan Rubi membuat Adelia terlonjak kaget, Adel melotot dengan bibir maju, mengelus dada yang berdetak lebih cepat. Astaga ... kenapa mesti teriak-teriak, sih?

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang