Tandai typo❤
____Entah berapa lama Adelia tertidur hingga saat membuka mata hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit kamar Aksa.
Adel meraba dahi saat merasakan sesuatu di sana, sesuatu menutupi sebagian dahinya. Handuk kecil? Kompres?
Apa Aksa yang melakukan ini?
Maybe, mengingat beberapa waktu yang lalu tubuhnya sedikit panas dan pusing.
Adel beringsut duduk hingga handuk tadi luruh kebawah, gadis itu bersandar pada kepala ranjang, keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya dan sekarang Adel benar-benar terjaga dalam keadaan fit.
Mungkin karena terlalu cukup istirahat atau ... karena efek kompres hingga panasnya berangsur-angsur turun.
Wait, Is not it'—
Secepat ingatannya kembali, secepat itu pula Adel menyadari sesuatu.
Gadis itu dilanda kepanikan apalagi setelah sadar dia terbangun seorang diri.
Dimana Aksa?
Namun kepanikan itu tidak bertahan lama kala Aksa datang dengan senyum menghias wajahnya.
"Hei, selamat malam, Sayang."
Sapaan lembut bernada nada pelan yang disertai senyum manis itu sukses membuat Adel mematung beberapa saat.
"Better?" tanya Aksa lagi seraya melangkah, mendekati Adel yang mengikuti gerak-geriknya.
Adel terpaku melihat bagaimana hangatnya Aksa saat ini.
Harusnya Aksa marah bukan lantaran kejadian beberapa jam yang lalu —dimana dia kedatangan tamu tak di undang.
Adel masih merekam jelas wajah datar serta suara dingin Aksa sebelum kegelapan merenggutnya.
Adel tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, tapi —dia yakin kedua pria itu pasti saling melempar tatapan permusuhan mengingat betapa tidak sukanya Aksa pada sosok Setya.
Adel terlalu sibuk dengan dunianya sampai-sampai tidak menyadari keberadaan Aksa yang kini sudah duduk di depannya, menarik lembut tangannya kemudian melingkupi kedua tangan mungil itu dengan tangannya yang kekar.
Adel tersentak, dia mengedipkan mata, sadar jika jarak mereka begitu dekat, dekat sampai-sampai hembusan nafas harum Aksa menerpa wajahnya.
"Ak-Aksa ...."
Aksa tidak bereaksi apa-apa, dia hanya menjulurkan tangan untuk mengecek suhu tubuh Adel yang sempat panas beberapa jam yang lalu.
Pria itu menghembuskan nafas lega dan memberi usapan sepenuh rasa sayang.
"Nggak panas lagi, kok," katanya setelah menurunkan tangan. Dia juga meneliti wajah Adel yang sangat berbeda dengan beberapa jam yang lalu, tidak lagi pucat dan tampak segar.
Tubuh Aksa masih condong ke depan dengan kedua tangan yang kini tersimpan di sisi Adel, seperti ingin merangkap Adel kedalam pelukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/334509918-288-k584861.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Crazy [ END ]
General FictionArea rawan baper Follow untuk membuat bab yang terkunci . . Bagaimana jadinya jika bawahan harus seatap dengan atasan yang dijuluki pria gay lantaran tidak pernah mengandeng wanita di usianya yang menginjak angka 30 tahun? "Pak, kita mau kemana...