Mr. Crazy. 37

8.9K 460 50
                                    

Tandai typo❤
____

Aksa tersenyum geli melihat wajah cengo Adel, tampaknya Adel hilang fokus, bolehkah Aksa berbangga diri? Adel seperti ingin memuja tubuhnya.

"Mau olahraga lagi?" tanya Aksa setelah nafasnya kembali teratur.

Jujur, Aksa masih ingin memuja Adel lewat ciuman tadi, tapi melihat gadisnya yang terengah membuatnya menghentikan ciuman meski dirinya masih sangat ingin.

"Ah? A-apa?"

Adel tersenyum lebar hingga barisan giginya terlihat. Tadi Aksa bilang apa?

"Kamu mau olahraga?" kata Aksa menahan senyum.

"Sekarang?"

Sekarang benar-benar olahraga, kan? Bukan olahraga seperti tadi ——dimana bibirnya berubah bengkak seperti ini.

Adel diam beberapa saat, dia memutar kepala hingga dapat melihat Aksa yang menatap kearahnya, memastikan bahwa sekarang Aksa memang mengajaknya olahraga dalam artian yang sebenarnya.

Wajah itu tidak seperti menggoda, tapi kenapa pikiran Adel semakin kacau balau, ya?

Adel berdeham beberapa kali, dia membenarkan letak duduknya tanpa kelembutan sama sekali sampai-sampai Aksa menahan nafas dan mengerang tanpa suara.

Demi Tuhan! Apa Adel tidak merasakan sesuatu yang mengeras dibawah sana?

"Emang olahraga apa lagi?"

"Apa saja yang penting bisa bikin tubuh kita berkeringat." Suara Aksa serak, dalam, begitupun dengan napasnya yang mulai tak teratur.

Sial! Hanya karena melihat belahan bibir Adel yang bengkak membuat Aksa ingin menyesapnya lagi. Diam-diam Aksa tersenyum tipis, senang karena ——dialah yang membuat bibir Adel seperti itu.

Dan jawaban tadi apa adanya, Aksa tidak berniat apapun, dan——dia juga tidak sedang dirty talk apalagi menggoda Adel.

"Aksa ...."

Adel mencebikkan bibir yang langsung dibalas tawa oleh sang pria.

"Bicaranya, ih!"

"Lho, apa saya salah bicara, hm?" tanyanya geli.

"Bibirku masih kebas," katanya menutupi bibir. Pura-pura cemberut dan sayangnya ekspresi itu tampak lucu di depan Aksa.

Tak tahan, Aksa menciumi ujung hidungnya.

"Siapa yang bikin bibir kamu kebas? Kasih tahu! Saya akan memukul orang itu!"

Adel mendengus sinis, mendelik pada Aksa yang pura-pura khawatir dengan wajah super polos yang membuat Adel ingin sekali memukul wajah tengilnya.

"Tadi ada predator kelaparan dan bibirku jadi santapannya," ketusnya membuang pandangan, malu sekali! Astaga Adel.

Aksa terkekeh, wajah Adel nyaris merah sepenuhnya karena malu, bahkan telinganya pun juga tampak merah.

Apa gadisnya malu?

Aksa bukannya tidak tahu bahwa sejak tadi fokus gadisnya terbelah, begitupun juga dengan tatapannya yang sayu lagi gelisah, hanya saja Aksa enggan menebak-nebak.

Ekspresi Adel yang sebentar menghela nafas, sebentar membasahi bibir, sebentar membuang wajah dan sebentar meliriknya dengan pandangan malu-malu adalah suatu kesenangan baginya.

Aksa membiarkan Adelia tenggelam dalam pikirannya sendiri untuk beberapa saat.

Hingga detik berlalu Aksa menuruti insting sebagai laki-laki. Dia mulai menyapukan lagi bibirnya pada bibir Adel yang sedikit terbuka, tanpa aba-aba Aksa langsung menyesap bibir bawah Adel hingga gadis itu melenguh.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang