Mr. Crazy. 31

8.6K 550 87
                                    

Tandai typo❤
____

Adelia berdiri didepan cermin dengan penampilan serba hitam, gaun hitam dibawah lutut rancangan desainer yang Aksa pesan khusus untuk Adel begitu pas di badan mungilnya.

Gaun hitam itu memiliki potongan leher yang cukup rendah namun tidak sampai menampilkan payudara atas.

Kalian harus tahu kalau pria bernama Aksa itu tidak ingin membagi miliknya dengan siapapun meski hanya sekedar dilihat.

Itulah kenapa Aksa memilih gaun yang sangat tertutup untuk Adel, tapi ——meski begitu tubuh ramping Adel masih saja sedikit terlihat, gaun itu sedikit menampilkan lekukan tubuhnya.

Hal itu membuat Aksa menghela sejak tadi, sepertinya dia salah membeli gaun hingga akhirnya dia meminta Adel mengganti dengan gaun lain.

"Ganti saja, gaun ini terlalu ketat, Sayang."

Entah sudah berapa kali kalimat itu meluncur dari bibir pria yang sejak tadi gelisah.

Rasanya Aksa ingin mengurung Adel untuknya seorang, hanya karena melihat Adel dalam balutan gaun seperti ini tubuhnya merasa dibakar.

"Kenapa? Ini bagus, lho."

Adel berputar-putar didepan kaca, kedua alisnya terangkat. Ketat dari mana? Malah Adel merasa longgar saat memakai gaun itu, hanya di bagian dada dan pinggul yang sedikit ketat.

Mungkin itu yang sejak tadi menjadi fokus Aksa.

"I don't see you see other men."

"Aksa, aku senang baju ini, jangan berlebihan, okay?"

Adel mengelus pipi Aksa yang duduk di tepi kasur, gusar wajahnya begitu terlihat, entah Adel harus senang atau sedih yang pasti dia terharu dan gemas dengan sikap Aksa.

Sejak tadi pagi setelah Adel mencoba gaunnya, Aksa sudah gelisah dan sekarang setelah Adel berpenampilan rapi dengan make-up tipis, kekasihnya semakin gelisah, seperti anak tantrum.

"I'm yours, don't worry about anything, no other man, just you."

Adel berusaha meyakinkan Aksa dengan kalimat tadi, tak lupa dia juga menangkup pipi Aksa, menatap lembut ke dalam manik yang tampak gusar.

Adel memberi senyum manis yang tak pernah dia tunjukkan pada pria manapun. Hanya Aksa satu-satunya.

"Rambutnya gak usah di gulung begitu."

Aksa meneliti tubuh atas Adel, sial! Leher jenjang putih gadisnya membuat Aksa lupa diri.

Di tambah kalung dengan huruf A semakin membuat Aksa ingin menyusuri kulit halus itu dengan bibirnya.

Adel menyanggul rambutnya dan menyematkan tusuk konde putih dengan untaian mutiara kecil memanjang di ujung.

Aksa berdecak, Adel terlalu memukau jika dibiarkan hadir di khalayak umum.

"Kalau digerai gak bagus, aku menyesuaikannya sama gaun ini."

Adel berusaha tenang dan tidak mengomel. Dia juga masih tersenyum tipis, tidak terusik oleh Aksa yang merajuk.

Dasar! Gak sadar umur apa? Sudah om-om tapi masih suka ngambek.

"Tapi saya gak suka kamu dilihat orang."

"Ya maklum, Sa, mereka punya mata," balasnya gemas.

Adel memutar bola mata, ini gimana caranya untuk memberi Aksa pengertian? Gadis itu tidak tahu mau komentar apa lagi, kekasih tampannya kalau cemburu memang suka berlebihan.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang