Mr. Crazy. 22

11.5K 596 34
                                    

Tandai typo❤
Hari ini up double ya, kemarin bolos soalnya, hihi.
____


Seharian itu mereka habiskan untuk bercerita tanpa melihat jam hingga tanpa sadar waktu sudah sangat sore.

Bibir Adel masih bergerak dan gadis itu larut dalam ceritanya dengan pandangan sendu.

Sedangkan Aksa diam sesekali mengusap lengannya saat Adel tercekat.

Dari sikapnya itu jelas Adel tahu kalau Aksa adalah tipe laki-laki yang selalu mengutamakan kenyamanan lawan bicaranya, karena saat Adel mulai bercerita tentang masa kecilnya hingga dirinya tumbuh dewasa Aksa benar-benar menyimak.

Aksa tidak menyela sedikitpun, dia hanya diam dan fokus pada kalimat yang keluar dari bibir mungil gadis tersebut.

Adel semakin senang karena Aksa tidak berhenti memberi usapan lembut di kepala, lengan serta bahunya.

Aksa tidak mengalihkan tatapan sama sekali, netranya terpaku pada gadis disampingnya bahkan tangan itu bertengger manis di pinggang Adel yang bersandar nyaman di dada bidangnya.

Sekarang posisi ini akan menjadi posisi favorit mereka dimana Aksa yang suka rela menjadikan lengan sebagai sandaran gadis tersebut.

"Hingga akhirnya aku memilih merantau kesini."

Karena Adel tidak kuat jika harus menerima pukulan setiap hari, dia bukan super Hero.

Bagian itu tidak Adel cerita, biarkan itu menjadi kenangan buruk di masa lalu, terlalu sakit jika diingat.

Lagi pula bekas-bekas pukulan yang dia terima sudah tidak sakit lagi namun Adel masih ingat bagaimana rasanya.

"Tante Gita itu adik ibumu?" tanya Aksa, Adel menggangguk. "Sekarang dia dimana?" tanyanya hati-hati.

Dari semua cerita Adel, tampaknya nama itu yang membuatnya sangat penasaran, Aksa merasakan kejanggalan.

Getar suara Adel lebih kuat saat menyebut nama tersebut seakan-akan nama Gita seperti teror untuknya. Jelas Adel ketakutan.

Adel menarik nafas, Dia memainkan jari Aksa yang ada pinggangnya, menautkan tangan mereka. "Aku nggak tahu dimana dia sekarang."

"Tante Gita pergi dan meninggalkan hutang, dia menarik uang dari beberapa Bank atas namaku sampai-sampai rentenir ngejar aku sampai ke sini."

"Sekarang mereka masih mengejarmu?"

Adel mengangguk. "Iya tapi tidak sesering dulu." karena sebagian hutang tante Gita sudah Adel bayar dengan hasil gaji yang dia tabung selama ini.

Sekarang kalian tahu 'kan kenapa Adel tinggal di kos yang seharga enam ratus tujuh bulan? Mengesampingkan keamanannya demi bisa membayar hutang tante Gita, menghindari rentenir yang menodong dengan berbagai ancaman.

Sekarang kalian tahu kan, kenapa Adel lebih suka makan nasi bungkus yang hanya muat untuk perut anak kecil.

Sekarang kalian tahu 'kan kenapa penampilan Adel tidak pernah berubah?

Dan sekarang kalian juga tahu kenapa Adel tidak pernah ganti sepatu meski dirinya mampu beli dengan uang gajinya.

Jika mengingat kisah ini, Adel ingin menangis rasanya, kenapa Tuhan tidak menjadikannya beruntung dalam beberapa hal saja?

Adel tidak meminta banyak, jika kehadirannya tidak diinginkan oleh keduanya orang tuanya, setidaknya Tuhan mengasihaninya sedikit saja dengan cara apapun, memberi kehangatan pada satu-satunya keluarga yang dia punya misalnya, Tante Gita.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang