Mr. Crazy. 42

13.2K 763 269
                                        

Tandai typo❤
Peluk cinta untuk gadis-gadis kuat!
______

Ternyata rasa sakitnya tetap ada dan semakin bertambah.

Adelia berusaha menghilangkan rasa takut, tapi tidak bisa.

Adelia mencoba untuk tenang, tapi malah semakin cemas.

Adelia mencoba tersenyum, namun air matanya tak kunjung berhenti.

Adelia masih menunggu, menunggu Aksa untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Adelia masih menunggu, menunggu Aksa menjelaskan bahwa yang dia lihat tadi siang tidak benar.

Adelia masih menunggu, menunggu Aksa untuk menyakinkan Adel bahwa hanya di satu-satunya wanita yang dia cintai saat ini.

Adelia masih menunggu, menunggu Aksa untuk meminta maaf atas perbuatannya.

Really, Adelia berharap pria itu datang, menemuinya.

Adel duduk gelisah, perasaannya campur aduk, sudah jam delapan malam tapi tidak ada tanda-tanda Aksa pulang.

Biasanya, jika dalam keadaan baik-baik saja, jam segini pria itu sudah di rumah, mereka akan makan malam setelah membersihkan diri, menonton, menghabiskan waktu di sofa dengan cara berpelukan dan Aksa yang menjadi dominan.

Tapi, sayangnya semuanya pupus dalam sekejap mata.

Semua kehangatan itu hilang seakan di renggut paksa dan Adel kembali menjadi gadis menyedihkan, sendiri, merenung dan kembali menangis dalam diam.

Apa sekarang Aksa akan mengingkari janji yang dia buat?

"Jangan menangis lagi, saya tidak suka kamu menangis."

"Jangan menangis, ya, saya disini."

"Libatkan saya dalam hal apa pun, Adelia, sekarang kamu punya saya."

"Jangan memendamnya sendiri, saya disini."

Lamunan Adel buyar kala pintu didepannya terbuka, dia lantas mendongak dan mengusap matanya yang basah.

Sejenak tatapan mereka bertemu sampai akhirnya Aksa memutuskan melangkah gontai.

Buru-buru Adel mendekati Aksa yang hendak melangkah masuk setelah pintu tertutup.

"Sa, kamu dari mana?"

"Kerja," balas Aksa pendek.

Tidak, itu bukan jawaban.

Adel mengekori Aksa yang ternyata menghempaskan tubuh di samping sofa yang tadi Adel duduki.

Pria itu melepas jas sembarangan, melepas sepatu, melempar ke sembarang arah lalu menaikkan kedua kaki yang masih terbalut kaos kaki ke atas meja, menyilang di atah meja kaca.

Aksa bertindak seolah-olah dia hidup sendiri, padahal jelas —semenjak Adel hadir, gadis itu melarang Aksa untuk melakukan hal-hal jorok demikian.

Tapi sekarang? Aksa melakukannya tanpa rasa takut dan juga bersalah.

"Aksa, apa yang kamu lakukan?"

Adel berusaha menurunkan kaki Aksa tapi tidak bisa, "turunkan kakimu, Sa!"

Aksa bergeming seolah tak ada orang di sana.

"Sa! Itu kotor."

"Aksa! Kamu denge——"

"Kenapa sekarang kamu mengatur saya!?" tanya Aksa dengan pandangan datar, tajam.

Adel diam, sontak dia melepas pegangan pada kaki Aksa.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang