Mr. Crazy. 1

58.8K 1.5K 16
                                    

Tandai typo❤
____

Di dunia ini tidak ada yang berjalan sesuai kemauan kita. Kita tidak bisa mengikuti keinginan tanpa ketentu sang Esa.

Adelia Seeva, gadis itu meregangkan tangan saat pegal kembali melanda.

Rasanya Adel ingin merebahkan tubuh namun ada kewajiban yang harus ia tunaikan.

"Del, tolong anterin ini ke meja kosong delapan, ya."

"Kamu mau kemana?"

"Kebelet pipis."

Mau tak mau Adel menerima nampan yang berisi pesanan yang di sodorkan Rubi -teman sekaligus sahabat yang juga bekerja di lantai bawah sebagai waiters restoran cadangan ternama di kota Jaksel. Hilton Niel.

Adelia tidak banyak tahu tentang restoran besar yang memiliki cabang di mana-mana itu, bahkan ia tidak tahu wajah pemiliknya seperti apa, apa pria bertubuh tinggi dengan perut buncit, atau bapak-bapak dengan kepala plontos.

I don't know. Adelia tidak tahu karena ia baru bekerja selama lima bulan dan menjadi waiters cadangan sesekali menggantikan temanya atau membantu Paman Hans membereskan tempat-tempat kotor.

Jadi Adelia tidak sempat melihat rupa atasannya yang sangat di segani meski itu hanya sebuah suara. Adelia hanya tahu bahwa pemilik Hilton adalah pria yang bernama Aksa. Tuan Areksa Adiyaksa.

His name is very Islamic and beautiful. Entah dengan wajahnya. Adelia tidak perduli. Ia hanya harus fokus bekerja dan bekerja agar tidak pusing saat rentenir mengejar dan menagih hutang manusia tak bertanggung jawab itu.

Adelia bersyukur karena bisa bekerja di tempat yang menjanjikan keamanan, kenyamanan dan tempat tinggal meski restoran Hilton tidak buka 24 jam.

"Pesanannya, mas."

Adel mulai menatap isi nampan dengan hati-hati dan sopan, dia tidak melihat sedikitpun pada pembeli yang ternyata terdiri dari para pria.

"Apakah ada menu lainnya, Mbak?" celetuk salah satu di antara mereka.

Adel mengangkat wajah setelah menaruh kentang goreng di atas meja dan tersenyum ramah pada pria yang mungkin lebih tua sedikit di atasnya, kisaran mereka umur 25 tahun. Berpakaian santai dan ada beberapa yang memakai aksesoris seperti anting dan gelang.

Adel bergidik ngeri melihat penampilan tersebut.

"Ini, mas." Adel menyerahkan buku menu yang cukup besar berwarna hitam dan berkata. "Semua menu ada di sini, mas. Silahkan lihat-lihat jika ingin memesan menu yang lain," ucapnya sopan.

Sebuah tangan menyentuh tangannya saat Adel memegang buku menu, entah siapa tangan siapa itu karena Adel lekas menarik tangan tanpa berkata apa-apa tapi ia masih berdiri menunggu pesanan selanjutnya.

Adelia mendengar deheman dan ia pastikan mereka salah satunya. Ia sendiri memilih diam menunduk, mengamati sepatu bututnya yang dari warna putih jadi berwarna coklat muda. Ah, sepertinya bulan depan Adel harus menyisihkan sedikit uangnya.

"Selain menu dalam buku ini ada lagi gak, Mbak?" tanyanya lagi membuat Adel mengerut heran.

"Menu seperti apa, mas?" Adel mencoba bersabar karena tampaknya meja 08 ini ingin mengulur waktunya.

Menebar senyum yang nyatanya Adelia ingin sekali segera pergi dari sana.

"Daging."

Adel diam tanpa melihat kearah mereka. Perasaan semua menu di Hilton berbahan dasar daging.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang