Tandai typo❤
_____
Ketika matanya terbuka setengah, hal yang Adel tangkap adalah bayangan tirai yang memantulkan sinar matahari, menyinari langsung hingga dia mengerang, silau.Jam berapa sekarang?
Adel tidak tahu tapi saat maniknya melihat ke arah jendela, terik langsung menyambut penglihatan, menunjukkan bahwa sekarang benar-benar pagi atau mungkin siang.
"Astaga." Gadis itu mengerang, pening.
Bukan hanya pening akibat terlalu lama tidur tapi juga pening saat mengingat kejadian tadi malam dan tahu-tahu dia terbangun dalam keadaan yang membuatnya merutuki diri.
Berapa lama Adel tertidur sampai-sampai bangun dalam keadaan baju yang berbeda.
Bukankah tadi malam dia masih mengenakan baju pemberian Bunda?
Tapi kenapa sekarang baju itu berubah menjadi piyama?
Adel menepuk dahi.
Apa Aksa juga yang mengganti bajunya dengan piyama ini?
Kalau iya--astaga! Adel mengerang,
Malu!
Tidak mungkinkan Adel yang mengganti bajunya mengingat Adel benar-benar seperti orang mati, jangankan ganti baju, dia sendiri tidak ingat apa-apa selain pertengkaran dengan Aksa sebelum mereka pulang.
Mengabaikan Aksa yang berusaha mencairkan suasana, menangis dan tahu-tahu sudah terlelap.
Tiba-tiba rasa bersalah merambat, harusnya dia tidak marah sama Aksa, dia tidak tahu apa-apa bukan? But, Adelia acts as if he makes a mess.
Apalagi Adel juga sempat membentaknya karena Aksa tidak berhenti bertanya, berusaha menyakinkan Adel bahwa kalimat Jesika bukan sesuatu yang harus dia pikirkan.
"Kemana dia?"
Adel menyingkap selimut, turun dari atas kasur untuk mencari keberadaan Aska, dia harus minta maaf, sikapnya tadi malam benar-benar membuatnya merasa bersalah.
Langkahnya tertatih, entah kenapa seluruh tubuhnya berat untuk melangkah, juga-kedua matanya terasa berat. Ah, sepertinya matanya bengkak akibat tangis semalam.
Adel mulai panik karena tidak menemukan Aksa, apa laki-laki pergi?
Adel menggeleng panik, dia berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang bersarang.
Hanya ada satu tempat, balkon.
Adel membawa langkahnya kesana, selain ruang kerja, biasanya Aksa juga sering menghabiskan waktunya di tempat itu, dan besar kemungkinan sekarang Aksa ada di sana atau -kemungkinan besar Aksa pergi bekerja.
Ingat Adel, dia bukan pengangguran, mana mungkin Aksa mau menunggumu bangun dari tidur matimu itu.
Tapi, dugaan itu lenyap saat Adel menangkap siluet seseorang, semakin melangkah maju, Adel semakin melihat sosok yang dia cari.
Di sana, Aksa berdiri membelakangi pintu, menumpukan kedua tangan pada pagar hitam dalam keadaan punggung telanjang, Aksa hanya mengenakan celana panjang tanpa atasan.
Sepertinya pria itu baru selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang basah.
Aksa tampak menikmati pemandangan hijau yang begitu indah, membiarkan tubuhnya terpapar matahari hingga punggung tegap itu tampak mengkilat.
Adel mengedip-ngedip melihatnya.
Kenapa tubuhnya bereaksi lain hanya karena punggung itu?
Rasanya Adel ingin melarikan tangan kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Crazy [ END ]
Fiksi UmumArea rawan baper Follow untuk membuat bab yang terkunci . . Bagaimana jadinya jika bawahan harus seatap dengan atasan yang dijuluki pria gay lantaran tidak pernah mengandeng wanita di usianya yang menginjak angka 30 tahun? "Pak, kita mau kemana...