Mr. Crazy. 28

10K 525 61
                                    

Tandai typo❤
______

"Ta—tapi, kata Nando kamu bareng perempuan pas lunch kemarin," lirihnya tidak berani mengangkat wajah.

Meski Aksa sudah menangis di pelukannya tadi, hal itu tidak serta merta membuat Adel percaya begitu saja, masih ada kebimbangan pada gadis bermata coklat tersebut, kalimat Nando berhasil mengusik hatinya.

Karena setelah di pikir lagi, rasanya tidak mungkin Aksa yang dengan segala kekayaannya bisa jatuh cinta pada gadis biasa sepertinya, moreover she's not interesting in any degree.

Selama ini perempuan yang mengelilingi Aksa adalah perempuan-perempuan cantik dengan latar belakang pendidikan tinggi dan tentunya dari keluarga berada.

Aktris, model dan perempuan-perempuan dengan wajah di atas rata-rata, cantik.

Lengkap sudah, Adel semakin insecure dan tidak percaya diri untuk berada disisi Aksa, kata kekasih yang Aksa sematkan membuatnya takut.

Aksa menarik tangan Adel dan mengusap lembut permukaannya beberapa kali, "worrying about something?"

"Itu hal yang biasanya," balas Adel berbisik, pelan hingga Aksa nyaris tak mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya.

"Apa yang kamu khawatirkan, Adelia?"

"Semuanya." Termasuk perbedaan status sosial kita. Tambahnya dalam hati.

"Saya tidak pernah main-main dengan hubungan ini, itu yang harus kamu tahu."

"Maaf." Adel menunduk, merasa bersalah.

"Jangan minta maaf, ok?" Karena Aksa tahu kalau Adel masih belum percaya sepenuhnya meski sudah beberapa kali Aksa menjelaskan bagaimana hubungan yang mereka jalin.

"Saya tidak memaksamu untuk percaya tapi ——" tangan Aksa terangkat untuk mengusap pipi dingin Adel, kulit lembut itu begitu menggoda jika hanya sekedar di tatap, jadinya Aksa tidak tahan untuk tidak menyentuhnya.

Adel meremang, mereka pernah melakukan kontak fisik dari sekedar elusan pipi tapi entah kenapa Adel selalu merona jika Aksa bersikap manis begini.

"Saya akan meyakini kamu dengan cara saya sendiri sampai kamu sendiri yang menilai, saya main-main atau tidak."

Adel termangu, hanya menatap Aksa dengan kedua mata bulat yang berbinar-binar, menunduk lagi saat Aksa meliriknya.

"Karena harga diri seorang laki-laki itu adalah kalimat yang keluar dari mulutnya!" tambahnya.

Tak urung kalimat Aksa membuat Adel panik hingga dia cepat-cepat mengangkat wajah, menatap Aksa dengan wajah pias.

"Bu-bukan itu maksudku, Sa."

Adel terbata-bata, dia tidak bermaksud menyinggung harga diri Aksa sebagai laki-laki, dia hanya mengutarakan kecemasan tentang hubungan rahasia mereka.

Bagaimana kelanjutan setelah ini?

Bagaimana jika dirinya tidak di terima oleh keluarga Aksa?

Bagaimana pandangan orang-orang tentang Aksa yang memilih perempuan biasa sepertinya padahal Aksa sendiri berasal dari keluarga terpandang.

Adel perempuan dan hal-hal seperti itu tidak luput dari pikirannya padahal Aksa sendiri tidak mempermasalahkan itu semua.

Adelia is too scared, the glorious life makes the girl unconfident.

"Hm, terus apa?"

Gadis itu tidak langsung menjawab, Adel hanya memainkan tepian selimut yang menutupi tubuh bawahnya, masih di atas kasur Aksa, Adel bingung bagaimana harus memulai.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang