Tandai typo❤
____Sudah tiga puluh menit berlangsung tapi keadaan masih hening, tidak ada yang bersuara setelah acara makan malam selesai.
Sepertinya mereka semua tidak tahu harus memulai dari mana terlebih lagi seorang pria yang duduk di ujung meja yang berstatus sebagai kepala rumah tangga.
Jujur, Saka sangat tidak sangat cocok mendapat predikat itu karena dia sendiri sudah gagal menjadi seorang pimpinan.
Dia gagal menjadi seorang suami.
Dia gagal menjadi seorang Ayah.
Dan--dia juga gagal karena tidak bisa menjadi pria yang di banggakan oleh putri kecilnya.
Harusnya seorang Ayah akan menjadi cinta pertama putrinya bukan? Harusnya juga seorang Ayah menjadi garda dalam dan selalu siap menjadi tameng dalam situasi apapun, tapi --Saka tidak bisa menjadi itu semua.
Tak jauh berbeda dengan Saka, wanita dengan wajah sendu itu sama-sama bungkam, bukan karena enggan bicara, tapi karena dia takut Adel menolak komunikasi.
Karena sejak tadi, Adel hanya menunduk dengan tatapan kosong, sangat jelas jika dia tidak suka situasi ini. Tapi semua orang memakluminya, mereka semua tahu kalau batas kecewanya seseorang itu adalah enggan berurusan dalam bentuk apapun.
Dan--itulah Adelia sekarang.
Jika ditanya bagaimana perasaan Bunda sekarang, maka dia akan menjawab bahwa dia amat merasa bersalah meski Bunda sendiri tidak sepenuhnya ikut andil dalam pecahnya rumah tangga Saka dan Runa.
Dia begitu merindukan Adelia, sejak keluar dari rumah sakit, mereka hanya bertemu beberapa kali, itupun Bunda yang ngotot ingin menemui Adel meski dia tahu akhir dari pertemuan itu.
Adelia memang tidak menolak kedatangan mereka, seulas senyum manis masih menghiasi bibir namun Bunda melihat manik itu redup, kosong dan tak sehangat dulu.
Dalam situasi seperti ini pun Adelia masih menyambut hangat kedatangan mereka, sudah terlihat jelas bukan kalau gadis itu benar-benar memiliki hati yang tulus, seperti mendiang ibunya.
Pantas jika sampai detik ini Saka belum bisa menghapus sosok wanita kuat itu, karena Bunda memang mengakui, Runa memanglah wanita yang pantas dicintai sampai sehebat ini.
Dan, kini kehebatan seorang Runa telah di miliki putrinya yang mempunyai hati lapang, tak salah jika Aksa memilihnya, sebab gadis itu benar-benar mampu membuat siapapun senang berada di dekatnya dan poin utamanya adalah ketulusan yang sudah mendarah daging dalam tubuhnya.
Adel masih menempati kosan yang dia sewa, Saka sendiri tidak bisa berkutik meski dia ingin sekali meminta Adel untuk pindah, setidaknya putrinya tinggal di tempat yang lebih layak dari itu.
Sedangkan Aksa, sudah tiga hari ini dia tidak buka suara apa lagi setelah Bunda dan Papa menjelaskan siapa Ayah biologisnya.
Jujur, Aksa sedih dan sedikit kecewa karena Bunda tidak jujur sedari awal, kenapa mereka membiarkan Aksa menuntut perhatian Papa sedangkan sekarang dia mengerti kenapa beliau seperti itu.
Mungkin Papa tidak mau mengakuinya sebagai anak, atau ... mungkin juga dia tidak mau dipanggil Papa selain oleh putrinya sendiri.
Di sisi lain, Aksa merasakan kelegaan di rongga dada, jika dirinya bukan anak kandung Papa, itu artinya dia tidak sedarah dengan Adelia bukan? Dan --itu artinya mereka bisa menjalan hubungan sebagai mana semestinya laki-laki dan perempuan pada umumnya.
Tapi sekarang dia tidak berani memintanya, Adelia mau meliriknya saja adalah sesuatu yang sangat cukup.
"Ada yang ingin aku katakan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Crazy [ END ]
Genel KurguArea rawan baper Follow untuk membuat bab yang terkunci . . Bagaimana jadinya jika bawahan harus seatap dengan atasan yang dijuluki pria gay lantaran tidak pernah mengandeng wanita di usianya yang menginjak angka 30 tahun? "Pak, kita mau kemana...