Tandai typo❤
____Part spesial teruntuk kalian cinta-cintaku.
__Adel tersenyum lebar dengan mata terpejam, dia mendekap dirinya sendiri dan tubuhnya berayun pelan.
Riak dalam kepala tak lagi datang menghantui sebab sekarang dia sudah benar-benar bisa lepas dari semuanya.
"Hei, aku sudah berterimakasih belum sama kamu? Apa aku sudah meminta maaf?"
Dia berdialog sendiri dengan intonasi lembut, pelan, penuh cinta, sangat menenangkan.
"Untuk diriku ... terimakasih ya sudah bertahan sejauh ini, terimakasih karena sudah mau bertahan dan mau berjuang bersama-sama."
"Terimakasih sudah bisa menjadi Adelia yang kuat, yang tabah, yang ceria dan--terimakasih sudah mau menerima dan mencintai diri sendiri."
"Terimakasih untuk hal-hal baik yang selama ini kamu lakukan ya."
Adel mendekap lebih erat dirinya sendiri, dia teramat bangga sekaligus sangat bersyukur pada sosok tersebut. Tak terasa ya sekarang sudah bisa sampai pada titik ini.
"Dan ... maaf untuk semua luka dan air mata, kamu pasti capek banget ya aku siksa terus?" Gadis itu tertawa kecil, jemarinya mengelus kedua lengan penuh haru, menarik nafas dan menghembuskan pelan-pelan.
"Maaf kalau selama ini aku sering mukul dada kamu, mukul kepala kamu, narik rambut kamu dan sering bikin tubuh kamu sakit."
"Maaf ya ... sudah bikin kamu merasakan luka yang seharusnya tidak aku lakukan, pasti kamu sedih banget, ya? Maaf ...."
"Maaf ya ... sudah bikin kamu trauma dan nyaris depresi, pasti tidak enak banget ya jadi kamu, Adelia?"
Adel menghela nafas, tak sanggup melanjutkan potongan kalimat, matanya berkaca-kaca dan dia tersenyum getir.
Adelia merasa menjadi manusia jahat karena sudah menyiksa dirinya seperti ini, memaksa untuk kuat, untuk bertahan setiap hari.
Memaksa agar terlihat baik-baik saja padahal jiwanya lelah dan batinnya terluka.
"Maaf ya dunia harus sejahat ini sama kamu, tapi sebenarnya yang jahat itu bukan dunia, tapi manusianya."
"Maaf kamu harus sakit dan merasakan semua ini."
"Maaf untuk malam-malam yang harus kamu lewati dengan tangis dan ketakutan, maaf karena kamu harus melewatinya sendiri, maaf untuk punggung dan kaki yang sering aku ajak bekerja keras, maaf juga untuk semua waktu yang kita lewati dengan air mata."
"Maaf juga ya ... karena kamu harus tumbuh sendiri dan dipaksa dewasa oleh keadaan."
"Aku tahu kamu lelah tapi --kamu memilih untuk tidak menyerah dan bertahan karena kamu tahu bahwa Tuhan mencintaimu makanya Dia kasih kamu ujian begini, iyakan?"
Sekali lagi, gadis itu berbisik di tengah-tengah matanya yang terpejam, rasanya begitu indah dan lega setelah melepas sesuatu dalam hatinya.
Dulu Adel tidak berani seperti ini karena dia takut tidak bisa menerima dan memaafkan, tapi --sekarang dia berhasil, ternyata memaafkan itu begitu indah.
Ada rasa baru yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, jauh lebih baik dan tenang. Ternyata berdamai dengan diri sendiri dan keadaan adalah sesuatu yang teramat penting untuk kita lakukan, sebab ——memendam akan semakin membuat kita sakit.
Mungkin, inilah yang dimaksud dengan kalimat, "kamu akan sabar tatkala sudah tahu apa itu ikhlas."
Dan, ya ... sekarang Adelia merasakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Crazy [ END ]
General FictionArea rawan baper Follow untuk membuat bab yang terkunci . . Bagaimana jadinya jika bawahan harus seatap dengan atasan yang dijuluki pria gay lantaran tidak pernah mengandeng wanita di usianya yang menginjak angka 30 tahun? "Pak, kita mau kemana...