Mr. Crazy. 4

21.4K 1K 65
                                    

Tandai typo❤
_____

Ruangan itu sangat hening, mencekam dan menakutkan. Tidak ada yang bersuara sejak lima belas menit yang lalu. Dan--Adelia tidak berani membuka suara, dia terlalu takut hingga sejak tadi ia memilih menunduk dalam-dalam, menyembunyikan wajah gelisahnya.

Gadis itu berdiri dengan tubuh gemetar, kedua tangannya saling bertaut sedangkan pria yang memiliki kekuasaan itu setengah duduk di meja kerja, menyandarkan tubuh tinggi di sana, menghadap Adel dengan sorot mata yang membuat Adel ingin pingsang, menakutkan.

Adel memberanikan diri untuk mengangkat wajah, seketika tatapan mereka bertemu, Adel mengerjap sesaat lalu kembali menunduk. Tatapan itu dingin namun Adel melihat binar hangat di sana.

Tapi ... tunggu!

Mana mungkin ada kehangatan di mata tajam bosnya, Adel hanya melihat sorot mata dingin hingga tubuhnya meremang. Adel membuka bibir, ingin mengatakan sesuatu namun gagal hingga bibirnya mengatup lagi.

Gerakan itu terulang beberapa kali hingga Adel terlonjak kaget mendengar sebuah suara dari depannya. Wajahnya sepenuhnya terangkat.

"Katakan!"

Baiklah, sepertinya Aksa punya sesuatu yang bisa membuat lawan bicaranya tremor hanya dengan sepenggal kalimat. Tubuh Adel langsung menegang kaku mendengar pertanyaan singkat, padat dan datar Aksa.

"Apa?" kata Aksa lagi dengan alis yang masih bertaut karena Adel hanya diam, menunduk, membuka bibir, menatapnya dengan mata bulat. Seperti ingin berbicara tapi tidak tahu mau bicara apa.

Posisi duduknya begitu menggiurkan, lengan-lengan penuh urat Aksa menonjol karena cara duduknya yang tak beraturan di atas meja. Kemeja putih mencetak lekuk ototnya.

Demi Tuhan! Jika Adel tidak ingat bahwa laki-laki ini Gay, maka sejak tadi ia akan memuja bosnya dalam hati. Atau Adel akan meleleh di samping kakinya yang jenjang.

Tapi --dia gay Del! Ingat! Gay!

"Eum-sa-saya minta ma-maaf, Mr." kata Adel terbata-bata.

Astaga, kenapa jadi begini? Bukankah di depannya juga manusia? Tapi kenapa Adel merasa berada di dalam ruangan dengan seorang hakim yang akan menjatuhkan hukuman mati?

Gosh! Rasanya Adel ingin menangis, situasi ini sangat mencekam.

"Kamu tahu kesalahanmu apa?!" raut wajah Aksa sudah semakin menakutkan.

Adel mengangguk pelan namun tegas dengan kepala yang masih menunduk, ia pejamkan mata erat-erat. Tidak berani menatap bosnya.

"Sa-saya sudah memecahkan perabot restoran," balas Adel memilin ujung appron yang di penuhi bercak air dan sedikit busa sabun.

Duh, kenapa Adel tidak melepasnya? Bagaimana bisa Adel masuk kedalam ruangan megah ini dengan penampilan gembel seperti ini. Ya Tuhan ... Adel malu!

"Saya siap menerima hukuman," katanya terdengar pasrah, menyedihkan.

Adel sudah berada di ambang pengharapan, apapun keputusan bosnya ia akan menerima dengan hati lapang. Meski ia nanti keluar dari tempat yang sudah memberinya hidup.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang