Mr. Crazy. 35

8.3K 444 64
                                    

Tandai typo❤
_____

"Jadi, ini tempatmu?"

Adel mengangguk dan tersenyum tipis, tipis sekali sampai-sampai nyaris tidak terlihat jika bibirnya melengkung.

"Bagus juga ya."

"Iya," jawab Adel pendek.

"Betah?"

"Tentu saja," balasnya antusias dengan wajah bersemu.

Tentu saja dia betah disini, Adel senang dengan tempat yang membuatnya aman dan nyaman, dan ——poin pentingnya dia suka sama pemilik apartemen ini.

"Deserved, here is very comfortable."

Kalimat Setya dibalas dengan anggukan kepala oleh Adel.

Netra Setya memindai unit besar itu sebelum akhirnya kembali fokus pada gadis yang berdiri dengan wajah kaku.

Setya tersenyum tipis melihat penampilan Adel, gadis itu tampak cantik sekali dengan rambut yang acak-acakan dan wajah bantal.

Apa Adel baru bangun?

Biasanya Setya tidak suka wanita yang tidak menjaga penampilan tapi ——tidak untuk sekarang, dia malah suka melihat penampilan Adel dan betah menikmati wajah polos gadis yang tampak natural tersebut.

"Sejak kapan kamu tinggal disini?"

Pertanyaan Setya lembut tapi kenapa terdengar menekan? Seakan-akan tinggal di unit ini sebuah kesalahan untuk Adel.

Setya juga tampak biasanya saja, tidak mencerminkan ekspresi penasaran lebih, pria itu bersikap biasa saja layaknya tamu, hanya saja Adel merasakan sesuatu yang ganjal tapi dia tidak tahu apa itu.

"Em——lumayan lama."

Benar bukan?

Setya tampak mengangguk, senyum masih menghias wajahnya.

"Saya dengar kamu sakit?"

"Eh, tida——"

Belum sempat Adel menjawab pertanyaan itu, Setya lebih dulu maju selangkah dan segera menjulurkan tangan, meraba dahi Adel yang terasa hangat.

Tindakan Setya yang tiba-tiba tidak bisa Adel hindari, selain karena syok atas kedatangan Setya yang tiba-tiba, Adel juga tidak habis pikir dengan kelancangan Setya yang menyentuhnya.

Dan, dari mana Setya tahu unit ini? Tidak mungkin Setya tahu kalau Adel se atap sama Aksa bukan?

"Maaf." Setya kembali mundur kala menangkap tatapan tak suka Adel.

Pria itu kembali ketempat semula, kembali tersenyum tipis seolah tidak terjadi apa-apa.

"Saya bawakan ini."

Adel tak lekas mengambil plastik yang di sodorkan Setya, dia hanya menatap tangan dan wajah pria itu bergantian.

Adel tampak ragu menerima, jadinya dia hanya berdiri sesekali mengigit bibirnya.

"Katanya bubur bisa membuat orang sakit sembuh lebih cepat, ambillah."

Kata siapa? Adel baru mendengarnya sekarang.

Karena selama ini, Adel jarang makan bubur, baik sehat maupun sakit, menurutnya semuanya sama saja.

Akhirnya dengan segala pertimbangan Adel menerima pemberian Setya, mengucapkan terimakasih saat sebelum mereka sama-sama diam.

Setya kembali mengedarkan pandangan pada area apartemen mewah itu, posisi mereka masih berdiri, saling berhadapan di ambang pintu.

Adel sendiri tidak ada niat untuk mempersilahkan tamu tak diundang itu masuk ke dalam, keberaniannya tidak cukup besar, selain takut sesuatu buruk terjadi, Adel juga berpotensi untuk menjaga perasaan Aksa.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang