Mr. Crazy. 50

6.9K 490 69
                                    

Tandai typo❤
____

Usai menjalankan serangkai pemeriksaan, akhirnya Adelia diharuskan untuk opname karena daya tahan tubuhnya yang lemah, dokter juga menyarankan untuk membawa Adel ke dokter spesialis psikologi karena dokter melihat ada sesuatu yang lain pada pasien yang sejak datang masih belum siuman.

"Putri saya tidak gila, Dok!" bantahnya setelah mendengar penjelasan dokter mengenai keadaan Adel.

Jelas Saka terkejut dengan berita ini, putrinya baik-baik saja, kenapa harus dibawa ke psikologi?

Dokter mengangguk, tersenyum tipis. Dia tahu kekalutan seorang Ayah saat mengetahui keadaan buah hatinya, dan dia turut merasakan apa yang keluarga pasien ini rasakan, terlebih perasaan pria yang sejak tadi mondar-mandir hanya untuk melihat putrinya yang terbaring tak sadarkan diri.

Jika dilihat, pria itu tampak begitu cemas, selalu bertanya bagaimana keadaan putrinya dan kapan dia siuman, bertanya apapun sampai Dokter menyarankan Saka untuk istirahat karena khawatir melihatnya yang tampak kelelahan.

"Saya tidak mengatakan putri Anda gila, Pak, saya hanya menyarankan saja, sepertinya putri bapak mengalami trauma dan hal ini harus segera di tangani, saya akan membuatkan jadwal jika bapak berkenan."

Sekali lagi Dokter menyarankan hingga akhirnya Saka hanya mengangguk pasrah dan mengucapkan terimakasih meskipun berat. Jujur, dia tidak terima dengan berita tadi, putrinya tidak gila! Ya, dia tidak gila!

Saka melangkah pelan ke arah ranjang Adel, menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sebesar apa dosanya pada putrinya ini?

Saka telah menyia-nyiakan buah hatinya sendiri, menelantarkannya disaat dia butuh dekapan dan perlindungannya.

"Maafkan ayah, Nak."

Di elusnya punggung tangan Adel yang terdapat selang infus, lihatlah! Betapa ringkih dan rapuhnya tubuh ini, Saka tidak bisa membayangkan sesakit apa hidup yang putrinya jalani.

Selama ini dia bertahan sendirian.

Selama ini dia berjuang seorang diri.

Dan ... swlama ini putrinya juga berjuang untuk hidup, berjuang untuk baik-baik saja dan berjuang melawan kerasnya dunia, sendiri tanpa dukungan orang-orang yang seharusnya ada di setiap pertumbuhannya.

Andai waktu itu Saka pergi bekerja, andai waktu itu Saka juga tidak meninggalkan Runa sendirian, andai waktu itu juga Saka mambawa Runa ikut bersamanya makan sekarang pasti mereka hidup bahagia, mereka melihat pertumbuhan Adelia sebagaimana keinginan Runa yang ingin mengabadikan semua pertumbuhan putri kecil mereka.

Tapi Saka bisa apa selain menyesal dan terus menyesal! Dia tidak bisa melindungi mereka ketika Mami datang dan menghina perempuan pilihannya.

Saka tidak banyak tahu apa yang Mami katakan, yang pasti dia sudah menebak bahwa Mami pasti mengatakan sesuatu hingga Runa memilih pergi dari kontrakan mereka tanpa membawa apapun selain sepucuk surat yang Runa tulis.

Kalian tahu bagaimana gilanya seorang Saka waktu itu?
Saka could not explain how he was feeling, then he himself could not explain, his feelings were sick, lost Runa as well as his loss.

Berhari-hari Saka mencari keberadaan Runa namun Saka kembali dengan tangan kosong, dia tidak bisa menemukan keberadaan perempuan yang teramat dia cinta, dia seperti orang yang kehilangan arah, pikirannya kacau terlebih lagi rasa bersalah dan khawatir semakin menggerogoti hatinya.

Runa pergi dalam keadaan hamil dan yang lebih buruk lagi dia pergi tanpa membawa apa-apa, bagaimana caranya Runa bertahan hidup?

Ya Tuhan——Please, please keep them for him, Saka will never forgive himself if something bad happens to his wife and his heart!

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang