Mr. Crazy. 11

14.9K 822 73
                                    

Tandai typo sobat❤
___

Adel hanya duduk tanpa suara saat mobil Ferrari hitam metalik Aksa membelah jalan, melewati beberapa apartemen mewah yang berjejeran di kanan kiri jalan.

Adel akui siapapun betah jika tinggal disini, suasana asri dengan tumbuhan hijau yang di lengkapi dengan beberapa batu hias yang dipahat menyerupai interior ala Eropa.

Apa rata-rata penghuni apartemen di sini orang-orang pendatang? Adel seperti melihat kehidupan orang luar negeri.

Tidak ada warga di samping jalan, suasana di sana berbanding balik dengan keadaan kost-nya yang mana warga berbondong-bondong menggelar tempat di sepanjang jalan, bukan untuk bekerja tapi untuk berkumpul dan membicarakan orang yang tidak cocok dengan mereka --kata kasarnya julid.

"Di sini seperti bukan Indonesia," celetuk Adel tiba-tiba. Netranya masih mengamati pekarangan jalan. Indah.

Aksa berdeham, memutar setir dan mereka keluar menuju jalan raya. Sebelum menjawab -Aksa melirik Adel yang tampak asik menikmati pemandangan dari balik jendela yang terbuka, angin malam membuat beberapa anak rambut gadis itu berterbangan.

"Rata-rata yang menempati apartemen ini adalah orang pendatang, turis dan kebanyakan pengusaha yang sedang menjalankan tugas dan pekerjaan," terang Aksa.

"Pasti yang tinggal disini orang-orang kaya, kan." Aksa yang hanya bergumang tak jelas. "Oh-apakah orang-orang kaya tidak suka beramah tamah dengan tetangganya?" sambung Adel lagi.

"Mereka sibuk kerja, Adelia. Apalagi mereka yang tinggal disini punya jadwal padat. Jangankan untuk sekedar menyapa satu sama lain, take the time for himself sometimes not time. Bagi mereka waktu itu sangat berharga."

"Pantas, aku tidak melihat tetanggamu selama aku disini. Hanya beberapa saja," kata Adel setengah tertawa.

Jika bukan di sini, pastinya Adel sudah mendapat penyambutan atau hanya sekedar sapaan dari penghuni tetap meski hanya sekedar basa basi tak penting.

Tapi ingatkan Adel bahwa disini tempat-tempat orang berduit yang mana mustahil sekali untuk beramah tamah dengan tetangga baru. Benar kata Aksa, mereka gila kerja sehingga tidak ada waktu untuk hal-hal seperti itu.

"Mereka berangkat pagi pulang pagi. Kami jarang bertemu makanya sampai sekarang saya tidak begitu tahu satu persatu di antara mereka, kami jarang bertemu."

Adel manggut-manggut tanpa melihat Aksa.

"Jadi berasa asing ya kalau punya tetangga tapi tidak saling kenal."

"Hm, begitulah. Lagian bagus juga, saya tidak suka berbasi-basi apalagi tentang sesuatu yang tidak penting."

Aksa bukan tipe orang yang gampang akrab dengan orang-orang baru, ramah bukanlah sikapnya, dia hanya menyapa dengan sepenggal kalimat jika tanpa sengaja bersitatap dengan mereka, tanpa senyum dan terkesan sangat acuh.

Sayangnya sikap dingin dan wajah datarnya itu mampu memikat para wanita, sikapnya yang acuh semakin membuat mereka penasaran dengan sosok berkharisma yang tidak pernah tebar pesona.

Ingatkan Aksa pada kejadian beberapa bulan yang lalu -dimana seorang wanita menyapanya dengan suara mendayu-dayu saat dia pulang bekerja, bukan hanya sekali dua kali, beberapa kali wanita itu terlihat menunggu Aksa dengan penampilan sexi berharap Aksa akan tergoda.

Woman with her desire hingga keberadaannya menganggu dan--saat itu juga Aksa meminta pihak keamanan untuk mengatasi tindakan wanita tak tahu malu itu.

Oh-- damn! Aksa benci wanita agresif!

Selama menempati apartemen itu Aksa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja -bekerja dan bekerja hingga sang Mama menjulukinya sebagai workaholic, and he can only smile getting the nickname.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang