Mr. Crazy. 5

19.7K 969 36
                                    

Tandai typo sobat❤

Senin pagi suasana Hilton tidak seramai hari kemarin, Minggu. Yang mana orang datang berbondong-bondong untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga, pacar, sahabat dan lainnya.

Menikmati hidangan yang di sajikan oleh chef-chef terpercaya yang mampu memanjakan lidah dan meneguk ludah hanya karena bayangannya.

Pasti nikmat dan sangat lezat.

Kursi yang yang biasanya penuh kini sedikit renggang, tak banyak yang datang pagi ini namun tidak sedikit juga, beberapa orang datang untuk sarapan sebelum memulai aktifitas.

Adelia sendiri sudah berdiri samping Paman Hans sejak lima belas menit yang lalu setelah mereka melakukan briefing yang di pimpin oleh laki-laki di sampingnya. Paman Hans. 

Setelah sedikit basa-basi dengan Nando dan Rubi yang ngobrolin hal-hal random sampai Nando mengulik perangai Jesika yang menjadi topik seantero Hilton, akhirnya Adel langsung melipir ke tempat masak sedangkan kedua sahabatnya berlalu dengan tugas masing-masing.

Morning bright, like a good Adelia mood.

Seperti saat ini, Adel siap siaga di sana, sigap dengan panggilan siapa pun yang perlu bantuan. Setelah membantu koki di dapur—Chef Gendis, chef Rena, sekarang Adelia fokus dengan Paman Hans yang menyiapkan beberapa menu pesanan. Koki eksekutif yang menjadi pimpinan selain Chef Satya.

"Tolong ambilkan lada bubuk, Adel." kata Paman Hans yang sibuk mengoles beef steak di alat pemanggang.

Adela mengangguk. "Sebentar, Paman." katanya yang langsung bergegas mengambil apa yang Paman Hans minta.

Adel berjalan menuju tempat bumbu-bumbu di simpan, lekas mengambil lada dan beberapa bahan makanan yang mungkin saja Paman Hans butuhkan nanti.

"Ini, Paman."

Paman Hans melirik sebentar sembari mengambil botol lada yang Adel sodorkan. Segera Paman Hans menuangnya ke atas daging yang sudah mengepul, membolak-balik sebentar daging berukuran sedang.

Pria setengah baya itu tersenyum tipis setelah berhasil memindahkan beef steak ke atas piring saji, Paman Hans memutar tubuh, senyum ramahnya menular hingga Adel ikut tersenyum.

"Terimakasih."

Adel mengangguk antusias.

Senang dengan kehangatan yang terjalin di antara mereka.

Adel sudah seperti seorang anak yang tengah menunggu sang Ayah selesai dengan masaknya dan dia tidak sabar untuk segera mencicipi.

Melihat Paman Hans berdiri di sini dengan apron dan wajah letih namun puas membuat Adel tersenyum kecil. Dia seperti melihat Ayahnya. Meski tidak tahu seperti apa rupa laki-laki yang menjadi sosok Ayah itu, Adel yakin bahwa ekspresinya sama seperti Paman Hans saat bekerja.

Adelia membayangkan moment ini terjadi, dia memiliki Ayah hebat, memasak untuk sarapan paginya yang di sambut dengan tawa riang. Menghabiskan waktu di dapur dengan mencoba menu-menu baru, pasti sangat menyenangkan sekali bukan?

Unfortunately her can not change her shadow to be real. This shadow is too perfect for her messy life. Tidak! Bayangan ini terlalu indah.

"Hei ... kenapa melamun?" jentikan tangan Paman Hans hinggap didepan wajah Adel.

Rupanya Adel diam lumayan lama hingga dia tidak sadar kalau Paman Hans selesai dengan kegiatan bahkan pria itu sudah selesai menghias menu yang langsung di ambil oleh pelayan untuk di antar ke meja pelanggan.

Mr. Crazy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang