Prolog

1.9K 51 2
                                    

HAIII..
Say hello nya mana bestuy??
Ibu peri kembali dengan cerita baru😂
--
Selamat datang di cerita kedua ku..
Yang belum follow, follow dulu yuks bestii..
--
Vote dan komen yaa, dukung authornya biar cemungut..

--

Prolog

Pertemuan pertama dan terakhir kedua bocah yang di goda kematian itu seperti sebuah takdir. Siapa yang mengira, jika pertemuan mereka menjadikan alasan bagi seseorang untuk bertahan hidup. Meski bagi salah satunya kenangan itu samar-samar bahkan terlupakan.

"Namanya siapa? Aku Nana."

Lantaran tidak ada jawaban, gadis itu kembali berteriak. "NAMANYA SIAPA? KAMU BUDEG?!"

Raga yang terperanjat sontak mengusap kupingnya yang berdengung. Kemudian berdecak kesal. "Raga!" sahutnya.

"Jangan lompat, nanti kamu mati. Kata Ibu seberat apapun hidup nggak boleh nyerah. Mati bunuh diri katanya nggak bakal enak karena di murkai Allah."

Gadis itu mengulurkan tangannya bermaksud menggagalkan niatan anak laki-laki tersebut. Namun, bocah itu tampak keras kepala.

Raga tertawa hambar mendengar celoteh gadis yang tak dikenal. "Mending lo pergi, nggak usah halangin jalan yang mau gue pilih."

Anak perempuan tersebut menggeleng kuat. "Nana nggak mau pergi kalo kamu nggak ikut pergi. Ayo, nanti kamu nggak bisa makan enak kalo lompat sekarang."

Gadis itu mengulurkan tangannya lagi, sejenak Raga melihat tanda lahir di pergelangan tangan gadis tersebut. Namun laki-laki itu seperti sudah menentukan jalannya. Dia melompat tanpa menerima uluran tangan Naya.

"HEH, KAMU BEGO!" Gadis kecil itu bingung harus bagaimana. Di sana hanya ada dirinya dan anak laki-laki yang sudah terjun ke sungai. "Nana juga mau ikut.." rengeknya sampai menitikkan air mata.

Tanpa di sangka, dengan bodohnya gadis tersebut ikut melompat menyusul anak laki-laki tadi. Raga yang kaget segera menarik gadis itu ke dekapannya.

Dengan sekuat tenaga dia mencoba melawan arus yang lumayan deras agar sampai ke tepi sungai.

"Tolong!!"

"TOLONG!"

Tidak ada yang mendengar karena sungai tersebut jauh dari pemukiman. Untungnya kedua anak berusia sepuluh tahun itu bisa sampai ke tepi sungai. Tidak terbawa arus lebih jauh.

"Bego! kenapa lo ikut loncat sih?" kesal Raga bercampur khawatir. "Kita nggak saling kenal, harusnya lo pergi bukan ikut loncat!"

Gadis kecil itu tersenyum lebar seolah tidak melakukan kesalahan.

"Sinting!" Batin Raga.



❄️❄️❄️



Enam tahun kemudian. Siapa yang mengira dua bocah yang selamat dari kematian konyol itu kembali dipertemukan dengan cara yang tak biasa. Sayangnya, pertemuan mereka kali ini berakhir rumit. Seperti benang kusut yang sulit di urai. Tentang Ragashka Mahdava Aldert, Nayanika Eldorish Adeline, dan Alghiva Zein Praditya. Ketiganya memiliki sudut pandang tersendiri perihal cinta.

Perihal rasa yang tak kasat mata, namun bukti nyatanya amat terasa..



❄️❄️❄️


Sebelumnya aku tidak pernah takut apapun, termasuk hujan. Setelah mengenalmu, hanya satu yang ku takuti sekaligus ku benci. Hujan di pelupuk matamu, hujan di langit Nayanika-ku..

-Ragashka Mahdava Aldert



"Perihal waktu dan kamu itu sama. Sama-sama penyembuh untuk luka yang tak tersentuh. Sampai aku melupakan hal terpenting, bahwa waktu juga bisa menjadi bom yang mampu memporak-porandakan."

-Nayanika Eldorish Adeline





Senyuman mu adalah seni terindah yang selalu ingin ku nikmati. Meski di sini, denyut pedih terasa. Sebab bukan aku yang menjadi alasannya. Tak apa, sungguh tak apa. Perihal rasaku padamu, biar menjadi urusanku.

-Alghiva Zein Praditya





---

Dikit dulu, kan masih prolog..

Jejak Bestii, nyenengin author dapet pahala loh🤭

Terima kasih bagi kalian yang sudah mampir.

Ragashka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang