2. Mas Pinokio

634 31 1
                                    

Selamat membaca..

❄️❄️❄️

Untuk pertama kalinya seorang Ragaskha Mahdava Aldert mengeluarkan tenaga demi menggendong seorang wanita selain Mamanya. Awalnya dia hendak meninggalkan gadis yang di tabraknya tadi di jalanan. Namun, sepertinya angin surga tiba-tiba menghampiri dan mengingatkan tentang rasa manusiawi. Berakhirlah Raga membawa gadis tersebut ke salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta.

"Ini kenapa, Mas?" tanya suster yang mendorong brankar ke arahnya.

Raga meletakkan Naya di atas brankar. "Nggak tahu."

"Lah, ganteng-ganteng jutek," gumam suster.

"Saya denger, Sus."

"Hehe, ma'af Mas. Masnya bisa urus biaya administrasinya dulu di bagian resepsionis."

Tanpa membalas perkataan suster tersebut Ragaa segera menuju tempat administrasi dengan membawa tas milik gadis yang di tabraknya tadi.

"Pasiennya atas nama siapa, Mas?"

"Nggak tahu Sus, ini bisa cek identitas cewek tadi di dompetnya," Raga memberikan tas milik gadis tersebut.

Drrrtttt... Ddrrrrttttt...

Pria itu mengangkat sebuah telpon yang masuk ke ponselnya.

"Hah?"

"Ma'af, nama Masnya siapa?"

"Pinokio?"

Suster tersebut tampak menahan tawa sebelum kembali mengulang nama yang di sebutkan lelaki itu. "Pinokio?"

Alih-alih menjawab, Raga malah mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang kertas berwarna merah.

"Sus, tolong hubungin nomor terakhir di ponsel cewek itu aja ya, saya buru-buru." Tanpa menunggu jawaban, Raga langsung melenggang pergi.

"Eh, tapi Mas. Ini kebanyakan!"

"Ganteng sih, baik juga, tapi namanya aneh," gumamnya. Suster tersebut akhirnya menuliskan nama yang di dengarnya saja tanpa tahu bahwa pria yang di tanyainya tadi sedang berbicara lewat telpon.

❄️❄️❄️

"Mana, Ga?"

"Di mana kamera gue?" balasnya balik bertanya. "Nggak di ambil bokap gue kan?"

"Udah gue amanin duluan, noh." tunjuknya menggunakan dagu. "Bonekanya mana? Lo beliin kan?"

Raga melemparkan sebuah boneka berbentuk silinder, warnanya kuning dan hanya memiliki satu mata. Jelas hal tersebut membuat sahabatnya bersungut-sungut. "Ini apaan anjir? Gue minta lo beliin boneka pinokio bukan minion!"

"Mana gue tahu," sahut Raga tak acuh.

"Kalau lo nggak tahu kenapa nggak nanya bentuknya kayak gimana, atau lo pap gitu pas di toko bonekanya," gerutu Athan namun tak di gubris oleh Raga.

"Nih ya, di mana-mana tuh yang namanya boneka pinokio itu idungnya panjang. Bukan demek kayak gini. Kalau kayak gini mah yang ada bukannya adek gue seneng malah ngamuk yang ada!"

Raga berdecak. "Berisik lo ah, bersyukur dikit gue mau beliin. Nggak liat sekarang udah jam berapa?"

"Dih malah balik nyolot! Astaghfirullah, Athan ganteng, sabaaarrr..." ucapnya sambil mengelus-elus dada sendiri.

"Bilangin adek lo gue yang beliin khusus buat dia, gue jamin dia nggak bakal nolak," kata Raga yang masih fokus memeriksa kameranya. Memastikan tidak ada lecet sedikitpun.

Ragashka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang