10. Dia Raga

405 24 1
                                    

Hai. I'm back!
Bintangnya mana nih? Hehe
--

Happy Reading!!

❄️❄️❄️

"Pria brengsek pun memiliki hati selembut kapas, setulus daun jatuh, bahkan seluas laut lepas ketika mencinta. Jika kamu tidak setuju, cobalah berkenalan dengan seorang Ragashka Mahdava."
___________________________________

"Zein hari ini gue nggak bareng lo ya, gue mau pergi sama Sabi sama Mella."

"Kemana?"

"Cafe Devan, ngerjain tugas sekalian nongki."

Zein ber-oh-ria seraya mengangguk. "Ya udah tihati, gue masih harus latihan basket juga soalnya."

"Oke, semangat Zein," ucap Naya seraya melambaikan tangan dan berlalu pergi.

"Cemunguutt pangeran Zeiiinn..." kata Mella yang dibalas kekehan oleh Zein.

Sabilla memacu langkah ke area parkiran yang dimana mobilnya terparkir. Sementara Naya dan Mella menunggu di depan gerbang. Tanpa Naya duga seseorang tengah menunggunya di sana. Naya pikir dia menunggu seseorang yang bukan dirinya.

Ternyata...

"Naya!" Lelaki itu turun dari motor dan menghampirinya.

Naya memutar bola matanya malas, ingin segera pergi tanpa mau berdebat dengan lelaki brengsek seperti Edgar.

"Nay, tunggu dulu." Gadis itu menghempaskan tangan Edgar kasar ketika lelaki itu tanpa permisi mencekalnya.

"Nay gue mohon dengerin gue dulu. Gue nyesel Nay. Gue mohon ma'afin gue. Gue tau gue salah, tapi tolong kasih gue kesempatan sekaliiii aja, Nay."

Naya tertawa remeh di depan muka Edgar. "Apa arti penyesalan buat lo, Edgar? Lo tau dia sodara tiri gue, lo tau dia dan nyokapnya yang udah hancurin keluarga gue, dan lo tau sebenci apa gue sama dia! Tapi apa? Lo main api di belakang gue sama cewek yang jelas-jelas gue benci!"

Edgar menundukkan pandangan, matanya berkaca-kaca dan suaranya terdengar pelan. "Gue minta ma'af, Nay. Demi Tuhan gue nyesel. Gue mau lo balik sama gue... Gue janji gue nggak bakal nyakitin lo, Nay..."

Naya memejamkan matanya sejenak, mencoba menetralisir gemuruh di dadanya. "Lo tahu nggak? Omongan lo udah kayak nasi yang didiemin tiga hari. BASI!"

"Permintaan ma'af lo gue terima, tapi tidak dengan penyesalan. Dan satu lagi, jangan pernah berharap gue mau kembali sama lo."

"Tapi, Nay-"

"Cukup Edgar! Jangan buat gue benci sama lo lebih dari ini!"

Mella yang sedari tadi berada diantara Naya dan Edgar mulai terpancing emosi lantaran sikap tak tahu mau Edgar.

"Ck, ck, ck... Lo udah buang berlian demi batu comberan, dan sekarang lo mau nuker batu comberan dengan berlian? Don't dream boy!" sarkas Mella.

"Diem lo! Ini urusan gue sama Naya!"

Edgar mencekal tangan Naya dengan kuat. "Lepasin, brengsek!"

"Lo udah jatuhin harga diri gue Nayanika. Dan gue pastiin lo bertekuk lutut minta ampun sama gue!"

Edgar mengambil ponsel Naya dari saku seragam gadis itu. Naya yang berusaha merebut ponselnya kembali di dorong oleh Edgar sampai terjatuh. Mella berusaha merebut ponsel Naya namun Edgar jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Brengsek!"

"Akkhhh!." Edgar mengerang kesakitan ketika seseorang menendang betisnya dari belakang. "Bangsat! Siap──"

Ragashka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang