Aaaaaakhirnya bisa update lagi!!
Happy reading yaa, jangan lupa vote dan komen!!!
—
—Sempurna itu tidak pernah ada. Karena pada hakikatnya kesempurnaan itu hanya milik sang pencipta.
—
Raga terbangun ketika merasakan tubuhnya sudah membaik. Ia mendapati kain kecil masih menempel di dahinya. Ulah siapa lagi? Jelas pelakunya Naya yang sedari kemarin sore mengurusnya sendirian.
Raga mengerutkan keningnya seraya mengendus-endus sesuatu. Bau gosong? Ia langsung turun ke bawah menuju dapur dan mendapati Naya yang sedang bereksperimen.
Lelaki itu membulatkan mata sempurna ketika melihat dapurnya seperti kapal pecah. Ia segera berlari menghampiri Naya yang tengah kelimpungan mengatasi asap yang berasal dari wajan yang terlalu panas.
"Naya?!" panggil Raga panik.
Raga menarik Naya agar sedikit menjauh lalu mematikan kompor. "Kamu ngapain sih, Na?"
Bisa raga lihat jari gadis itu sedikit terluka. Ia menyesap jari Naya guna menghentikan pendarahannya.
Sementara Naya yang merasa bersalah, hanya menunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Ma'af... Tadinya aku mau masakin kamu makanan, tapi malah bikin dapurnya berantakan," sesalnya.
Raga memegang kedua bahu Naya, lalu sedikit menunduk untuk melihat wajah kekasihnya. "Kan bisa delivery aja, yang. Jangan bahayain diri kamu gini."
Seolah mengerti perasaannya, lelaki itu mengulas senyum tulus. Tidak ada raut marah sedikitpun meski Naya sudah menyebabkan kekacauan ini. "Ada luka lain selain ini nggak?"
"Nggak ada."
"Jangan maksain sesuatu yang bisa bikin kamu terluka, yang. Kamu cukup ada di hidup aku aja itu udah lebih dari cukup. Oke?"
"Aku tuh pengen kayak orang-orang yang bisa masakin pacarnya makanan. Aku pengen kamu bisa rasain masakan aku sendiri, Ga," jelas Naya yang kembali menunduk. Menghindari pandangan teduh Raga.
Mendengar hal tersebut, Raga melirik ke dekat kompor. Di ambilnya tempe goreng yang mengenaskan. Lalu memakannya di hadapan sang pacar. Sontak hal tersebut membuat Naya membulatkan mata sempurna. Naya merebut tempe hitam pekat karena gosong di tangan raga.
"Ini gosong, Raga! Nggak layak dimakan!" Naya membuang tempe gosong sisa gigitan Raga.
"Sekarang aku udah pernah cobain masakan pacar aku, rasanya nggak terlalu buruk kok. Cuma agak pahit aja," kata Raga seraya tersenyum jail. "Pasti pake bumbu cinta ya?"
"Ragaaaa!" Gadis itu memeluk kekasihnya dengan penuh rasa syukur. "Kamu nyebelin tapi berhasil bikin aku terbang."
Terdengar gelak tawa menggema di setiap sudut dapur. Kemudian Raga melepas pelukannya. Ia mengambil sebuah kursi dan menaruhnya di depan counter table. "Duduk sini."
Lelaki itu setengah membungkuk untu menyamaratakan tubuhnya dengan sang pacar yang sedang duduk di kursi yang di ambilnya tadi. Ia menyelipkan anak rambut kekasinya yang menghalangi wajah cantiknya. "Makanan favorit pacar aku apa, hm?"
"Nasi goreng."
"Oke, tunggu di sini, ya. Biar aku yang masakin," ucap Raga seraya mengusap puncak kepala Naya lembut.
Pertama-tama Raga mulai membereskan kekacauan yang telah di buat oleh Naya. Beruntung Bi Siti sedang pulang kampung. Jadi Raga tidak akan mendengar ocehan Pembantunya yang menjadi penguasa dapur setelah Mama tidak di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragashka [END]
Ficção AdolescenteCinta memang rumit. Seperti benang kusut yang sulit di uraikan. Memilih atau dipilih, menerima atau diterima. Semuanya bergantung pada, bagaimana Tuhan memainkan skenarionya. Raga tidak pernah menyangka akan menjatuhkan hati pada gadis berisik seper...