46. Picnic Date

212 14 8
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa apa?
Jangan lupa nafas guys biar tetep idup🤪

Kamu, masih dan akan selalu menjadi objek favorit untukku. Selamanya abadi, selamanya tak 'kan terganti.

❄️❄️❄️

Ada banyak penat yang ingin Raga lepaskan. Entah seperti apa caranya ia hanya butuh tenang. Satu beban yang hilang dua beban datang. Tapi, satu hal yang Raga pastikan, selelah apapun fisik dan mentalnya Naya masih menjadi obat mujarabnya.


Raga membukakan pintu mobil kemudian menutupnya kembali ketika tuan putrinya sudah masuk ke dalam. Mengintari pintu sebelahnya dan masuk di kursi kemudi.

"Kita mau ke mana emang, Ga?" Naya mulai memutar musik dengan volume pelan.

"Melepas penat." Raga menoleh ke arah Naya dan tatapan mereka bertemu. "Deket, kok. Ke danau yang waktu itu."

Naya menatap Raga dengan alis betaut. "Kalo gitu ngapain tadi pulang dulu? Nyuruh aku ganti baju segala. Kan biasanya juga pulang sekolah langsung ke sana."

Tatapannya kembali lurus ke depan sambil tersenyum kecil. "Biar tambah cantik aja."

"Oh, maksudnya bajunya yang cantik akunya nggak? Kalo pake seragam sekolah jadi jelek, gitu?"

Satu tangannya yang tak memegang stir meraih tangan Naya kemudian ia letakkan di atas pahanya. "Kan aku bilangnya 'tambah cantik'. Kamu mau pakai apapun di mata aku tetap yang paling cantik, sayang."

Kebanyakan dopamin! Seperti ada sesuatu yang menggelitik perutnya. Menggelikan, tapi juga menyenangkan. Naya menahan sudut bibirnya yang berkedut menahan senyum. "Cih, gombal pasti."

Raga terkekeh pelan kemudian diam menatap lurus ke depan. Naya pun tak mengatakan apa-apa lagi. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil ikut bersenandung mengikuti lagu yang terputar.

Raga tidak menyadari saat ponselnya yang ia letakkan di phone holder bergetar. Naya yang semula hanya melirik tanpa sengaja beralih mencuri pandang saat melihat notifikasi popup menampilkan nama Annabelle.

Annabelle:
Raga besok lo yang harus jemput gue.

Naya melirik Raga yang masih fokus menyetir. Raga nggak mungkin terima perjodohan itu, kan?

Annabelle:
Jangan pake motor, gue nggak mau rambut gue kusut kena angin!

Sejak kapan Raga kontekan sama boneka setan? Tidak bisa dipungkiri saat ini Naya merasakan gelisah dalam hatinya. Selama ini Raga tidak pernah mengatakan apapun soal Anna. Dan barusan itu apa? Mereka janjian tanpa sepengetahuan Naya?

"Hey, nggak turun?" Raga membuyarkan lamunannya. Naya mengerjapkan mata berusaha untuk mengusir pikiran negatif yang tiba-tiba saja melintas. "Kenapa?"

"Nggak, kok." Naya memaksakan senyumnya. "Udah sampe, ya? Ayo turun."

Menyadari ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadisnya Raga tak lantas turun. Raga meraih jemari Naya yang membuat gadis itu menoleh, kedua matanya beradu. "Ada apa?"

Ragashka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang