Selamat pagi dan selamat beraktivitas..
--
Dingin ya kayak Raga🥲
--
Tempatku masih diguyur hujan nih. Gimana tempatmu?
--Selamat membaca..
❄️❄️❄️
Perempuan berambut sepunggung itu masih fokus menatap layar laptop dengan jemari lentiknya yang masih berkutat diatas keyboard, menghasilkan bunyi diruang yang sunyi.
Tak lama bunyi kenop pintu dan suara langkah kaki dengan dengusan yang terdengar kasar. "Nayanika!"
Gadis berambut sebahu itu menghampirinya dan berkacak pinggang. "Lo tuh ya, bertelur apa gimana? Betah bener di sini. Ayok sih ke kantin, keburu abis nih jam istirahat." Cerocos Mella.
Tanpa menoleh Naya tersenyum, membayangkan muka kesal sahabatnya itu. "Bentar La, nanggung nih, dikit lagi kelar. Kalo nggak lo duluan aja sama Sabilla, entar gue nyusul deh."
Mella mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Naya. "Kalo Sabilla gak sama si Bagas gue nggak bakal nyamperin lo sampe sini. Males banget gue jadi nyamuknya mereka. Lagian si Arda kemana sih, bukannya ini tugas dia?"
Naya terkekeh sebelum menjawab, "Sakit dia, baru operasi jadi belum bisa masuk sekolah."
Mella membulatkan matanya. "Hah, operasi apaan?"
Naya menutup layar laptopnya dan membereskan beberapa lembar berkas "Usus buntu," jawabnya lalu beranjak. "Eh La, lo tau anak ini nggak, katanya sih anak IPS?" tanya Naya dengan menunjukkan sebuah foto.
Seketika Mella memutar tubuh Naya agar menghadapnya. "Lo gak lagi niat pdkt sama dia kan? Atau lo mulai tertarik ikut jejak Sabilla bitch, jadi play girl pasca diselingkuhin?"
Mella langsung mengusap jidatnya yang ditoyor Naya. "Sembarangan, gue mah good girl ya. Lagian kenal juga engga gue sama ini anak."
Kini keduanya tengah menyusuri koridor arah kantin. "Lah trus apa? Tetumbenan banget lo nanyain cowok selain Edgar atau Zein."
"Lo tau kan kemarin dia juara pertama di kompetisi fotografi nasional tingkat SMA? Nah kebetulan anak-anak ASIK lagi mau bikin artikel bulanan. Lo tau lah sekolah kita, berprestasi dikit mesti di dokumentasiin."
Fyi=> (Btw, ASIK disini singkatan dari Apresiasi Seni Informasi dan Kreasi. Salah satu ekskul Seni Media yang ada di sekolah Gema Bhakti)
Mella menaik turunkan kepalanya paham. "Trus lo yang mau wawancara dia?"
"Yah, mau nggak mau. Tugasnya Alda sih, tapi dia nitipinnya ke gue, gimana dong?" gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Lagian waktunya udah mepet. Minggu depan majalah sekolah harus udah di cetak kan."
Mella hanya ber-oh-ria. "Tapi.. yakin lo mau wawancara tuh anak? Gue rasa lo gak bakal berhasil deh"
Naya menoleh ke arah Mella. "Why? Gue, Nayanika Eldorish—"
"Gak usah nyombong dulu. Noh anaknya yang pake baju olahraga," tunjuk Mela memajukan dagu. "Kalo berhasil gue traktir makan di cafenya Devan selama seminggu full, kalo gagal sebaliknya. Deal?"
"Yaelah, wawancara doang mah cetek buat gue, deal."
Mella tertawa melihat Naya yang mulai mempercepat langkah meninggalkan dirinya . "Hwaiting Nayanika, gue yakin kali ini lo bakal gagal."
❄️❄️❄️
Naya mengatur nafasnya setelah mensejajarkan langkah dengan lelaki yang ditujunya. "Hai. lo Raga kan ya? Ragashka anak XI IPS'3?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragashka [END]
Roman pour AdolescentsCinta memang rumit. Seperti benang kusut yang sulit di uraikan. Memilih atau dipilih, menerima atau diterima. Semuanya bergantung pada, bagaimana Tuhan memainkan skenarionya. Raga tidak pernah menyangka akan menjatuhkan hati pada gadis berisik seper...