Selamat malam bestuy!
Agak lama ya gk up?
---
---Selat membaca..
❄️❄️❄️
Seharusnya Raga tidak di sini. Seharusnya saat ini dia berada di ruangan Papanya, sibuk dengan lembaran proposal bisnis. Tapi untuk kali ini, Raga memberanikan diri untuk keluar dari zona memuakkan itu.
Saat ini Raga sedang bersama Naya di sebuah taman. Sepulang sekolah tadi, Naya ingin mengajak Raga ke danau yang sempat dia beritahu tempo hari. Sayangnya, pintu masuk ke danau tersebut terkunci rapat. Serta terdapat tulisan dilarang masuk.
Dua remaja itu masih berdiam diri di depan pintu pagar danau yang tingginya sekitar satu meter lebih. Menimbang-nimbang apakah putar balik atau menerobos masuk.
"Yaahh, padahal kita udah jauh-jauh ke sini malah nggak boleh masuk," desah Naya.
"Mau ngelakuin hal yang seru nggak?" tawar Raga, yang mendapat tatapan tanya sebagai respon balik dari Naya.
Raga tersenyum penuh arti. Naya yang baru paham maksud lelaki itu ikut melebarkan senyumnya lalu mengangguk.
"Ayo cepetan, Ga. Pindahin gue dulu."
Dengan enteng Raga mengangkat tubuh Naya, memindahkan gadis tersebut melewati pintu pagar yang terkunci. Kemudian dengan mudah dirinya melompati pagar itu dan bergabung dengan Naya.
Tanpa mereka sadari, dari jarak beberapa meter, ternyata ada petugas yang melihat aksi keduanya. "HEI ANAK NAKAL?! KALIAN NGGAK LIHAT TULISAN DI SANA?!"
"Lari, Na!"
Raga mencekal pergelangan tangan Naya. Keduanya berlari ketika seorang penjaga taman tersebut mengejar mereka.
"Lo tahu area sekitaran danau ini ngga?" tanya Raga di sela-sela larinya.
Naya mengangguk cepat. "Tahu."
"Kita mencar buat ngecoh penjaganya, gimana?" saran Raga.
"Oke. Lo ambil arah kiri, gue ke kanan. Lari sepuluh meter di sana ada pohon paling besar trus belok kanan. Nanti lurus aja sampe ketemu bangunan tua. Kita ketemu di sana." Naya segera berbelok usai memberi arahan kepada Raga.
Raga berlari sesuai yang diperintahkan Naya. Karena kedua remaja itu memilih jalan yang berbeda membuat penjaga taman tadi kebingungan. Akhirnya dia kehilangan jejak Raga maupun Naya.
❄️❄️❄️
"Na?"
"Nana?!"
Beberapa kali Zein memanggil Naya namun tak ada sahutan dari orang yang di panggilnya. Dia kemudian masuk ke rumah Naya yang memang tidak di kunci. Bukan hal biasa memang, Zein sudah sering keluar masuk rumah Naya seperti rumahnya sendiri. Begitupun dengan Naya ketika di rumah Zein.
"Nyari Naya?" Suara berat lelaki yang baru keluar dari dapur itu sedikit membuat Zein terperanjat.
"Dia belum pulang," lanjut Daffa kembali pada aktivitasnya. Mengerjakan pekerjaan yang dirinya bawa ke rumah Diana karena berniat menginap.
"Belum pulang? Sekolah udah pulang dari dua jam yang lalu loh."
"Tadinya gue kira dia bareng lo," balas Daffa.
"Tadi gue sempet rapat OSIS dulu makanya nggak bareng Naya. Pas gue pulang juga dia udah nggak ada di sekolah."
"Terus Adek gue kemana?" Daffa mencoba menelpon nomor Naya. Namun tidak tersambung. "Shit! Nomornya nggak aktif."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragashka [END]
Genç KurguCinta memang rumit. Seperti benang kusut yang sulit di uraikan. Memilih atau dipilih, menerima atau diterima. Semuanya bergantung pada, bagaimana Tuhan memainkan skenarionya. Raga tidak pernah menyangka akan menjatuhkan hati pada gadis berisik seper...