Annyeong!!
Minta apresiasinya dong.
Vote kalian berharga guys!
---
---Selamat membaca!
__________________________________
Di bawah sinar mentari sore Raga berdiri seorang diri. Di depan sekumpulan anak Wismaraja yang dipimpin oleh Bima Brilian Ahzama. Lelaki dengan sepatu vans, seragam berantakan dan rambut acak-acakan, berjalan santai dengan satu tangan tenggelam di saku celana.
Bima maju selangkah dua langkah mengikis jarak. Melayangkan tatapan intimidasi pada lelaki yang dengan berani menantang Wismaraja seorang diri. Apakah panglima Gema Bhakti itu telah kehilangan pasukannya?
Raga yang di kenal sebagai panglima tempur SMABAK, garda terdepan ketika aksi tawuran. Masih dengan santai saat berhadapan dengan Bima. Tak terintimidasi sedikitpun. Meski kini, lelaki bongsor itu menarik kerah bajunya kasar.
"Gue akuin nyali lo setinggi langit. Tapi gue nggak yakin lo punya nyawa sebanyak kucing!" Bima tersenyum sinis. "Mana pasukan lo?"
Dihempaskannya tangan Bima dengan kasar. "Gue nggak butuh pasukan untuk urusan pribadi."
"Maksud lo?"
Senyum sinis Raga tunjukkan. Namun, matanya memusat pada satu lelaki yang berdiri di belakang Bima. "Udah gue duga lo di begoin pecundang."
"Jaga omongan lo! Maksud lo apa, hah?!"
"Lo yang denger omongan gue!" sentak Raga pada akhirnya.
"Pertama, gue nggak pernah ngajak anak Wismaraja war." Raga menunjuk Edgar. "Dia yang nantangin Gema Bhakti atas nama Wismaraja. Dan asal lo tahu, harga diri Gema Bhakti setinggi nyali gue yang lo sebutin tadi. Gue nggak akan sembarangan nurunin pasukan cuma buat masalah pribadi. Apalagi soal cewek. Harga diri lo di mana Bima? Abis karena rasa yang lo sebut solidaritas?"
Bima memalingkan wajah pada Edgar yang mulai gelisah.
"Kedua, lo tahu alasan temen gue gebukin dia waktu itu?" Raga mulai terpancing emosi ketika mengingat perkataan Athan. "Dia hampir lecehin adek dari temen gue!"
Kali ini Bima menghunuskan tatapan pada Edgar. Malu, kecewa, ingin marah karena secara tidak langsung Edgar telah mencoreng nama baik Wismaraja yang selama ini Bima jaga.
Raga kembali melanjutkan kalimatnya. "Ketiga, sorry untuk gigi lo yang copot tempo hari karena gue. Di sini, gue mau selesaiin masalah sama dia yang ganggu ketenangan cewek gue. Dan kalo lo masih mau ikut campur, lo semua lawan gue one on one."
Meskipun Wismaraja dan Gema Bhakti sering terlibat aksi tawuran, dan bisa dibilang mereka musuh bebuyutan yang turun temurun. Namun, tak pernah ada sejarahnya kedua kubu itu tempur hanya persoalan perempuan. Maka, kali ini Edgar salah besar jika Bima akan membelanya.
"Sorry, gue tahunya lo yang nantangin kita. Pembalasan untuk gigi gue yang copot kita selesaiin di medan perang yang sesungguhnya." Bima menepuk pundak Raga. Sekilas melirik Edgar. "Selesaiin urusan kalian berdua."
Bima berbalik pada pasukannya. Sebelum itu dia menyenggol Edgar. "Lo cari lawan yang salah, Edgar." Dia menyerukan seluruh pasukannya. "Cabut!"
❄️❄️❄️
Empat jam yang lalu, saat istrahat pertama..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragashka [END]
Teen FictionCinta memang rumit. Seperti benang kusut yang sulit di uraikan. Memilih atau dipilih, menerima atau diterima. Semuanya bergantung pada, bagaimana Tuhan memainkan skenarionya. Raga tidak pernah menyangka akan menjatuhkan hati pada gadis berisik seper...