———— chapter start ✣
Karena dungeonnya sudah tertutup, sebuah ledakan dungeon di tengah-tengah Vatikan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu untungnya berakhir.
Itu hanya memakan waktu dua jam di bumi.
Hanya ada beberapa pendeta dewasa yang terjebak dalam dungeon ditemukan meninggal dalam tong sampah. Tapi tidak ada satupun anak yang terbunuh.
Kerusakannya kecil, terima kasih untuk eksekusi yang cepat dan debuff boneka yang berikan pada anak-anak itu.
Itu merupakan sebuah keajaiban karena tidak memungkinkan untuk menyebarkan tim penyelamat ke sana.
Sekali lagi para Kardinal dapat merasakan getaran dari Descent of Divinity. Ada sebuah harapan kalau ini memungkinkan untuk bisa mengidentifikasi Saint itu di sekitaran waktu ini.
Namun, tak ada satupun anak-anak yang diselamatkan melalui gerbang, orang itu harus memiliki kekuatan suci untuk bisa menggunakan Descent of Divinity.
Pada akhirnya, para Kardinal itu menyimpulkan kalau Saint yang menggunakan Descent of Divinity masuk ke dalam dungeon hanya untuk mengalahkan pemiliknya saja, dan tiba-tiba menghilang setelah tugasnya sudah selesai.
Ini benar-benar rasa terimakasih yang besar karena Stigmata berambut perak yang melihati boss dungeon itu sampai akhir, terkaget saat Ia kembali mendapatkan kesadarannya, pemilik dungeon itu tiba-tiba saja sudah dimusnahkan.
Stigmata berambut perak itu merupakan kartu as di antara para Stigmata lainnya, dan karena didoktrin sebagai 'penjaga', tidak ada satupun orang yang bisa membayangkan kalau dia berbohong.
Bagian dalam Vatikan dipenuhi oleh para orang tua yang mengambil anak mereka yang masih selamat.
Para Kardinal pun mengerahkan Healer untuk memangkas debuff boneka dungeon, menyembuhkan luka mereka, menghapus bunga Spider Lily yang masih menyangkut di kepala mereka, dan memulangkan mereka ke orang tua mereka secepat mungkin saat identitas mereka sudah dikenali.
Satu-satunya pengecualian adalah seorang anak perempuan yang diselamatkan dan digendong Thesilid dari dungeon.
Ailette tidak sadarkan diri dengan demam tinggi yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
Para Healer menilai kalau dia mengalami shock berat karena terjatuh ke dalam ledakan dungeon dan memberikannya ruang isolasi.
Penyakit yang disebabkan oleh imun tubuh dan kondisi mental bukanlah spesialis seorang Healer, jadi tidak ada tindak-lanjut untuk itu. Mereka bahkan tidak memanggil dokter ataupun alkemis. Karena para penganut di Vatikan menolak otoritas bentuk pengobatan lainnya.
Kardinal Cattleya tidak bisa menjenguk Ailette karena Ia disibukkan dengan pasca proses bencana. Karena keluarganya Ailette ada di kerajaan, tidak di Kerajaan Suci, itu akan mengambil waktu yang lama untuk mengetahui beritanya untuk memulangkannya, jadi mereka bisa datang dan membawa Ailette pulang.
Untungnya di sana ada seseorang yang selalu berada di sisi Ailette di saat dia hampir ditinggalkan.
'Seseorang' itu adalah Thesilid.
Dengan khawatirnya Thesilid pun melihat ke arahnya, dan menempatkan punggung tangannya di dahinya Ailette.
"Apa ini Demam Dewa yang hanya pernah kudengar ...."
Dia dengar kalau Demam Dewa tidak ada efek sampingnya, tapi dia tidak hanya diam saja menontonnya.
Thesilid meletakkan kompres es di dahinya Ailette, dan menggeledah tas ranselnya dan memberikan potion untuk demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Privileges by The World Building God
AdventureATTENTION PLEASE! ⚠️ Jangan sebut-sebut nama translator di medsos atau site manapun agar translate ini tidak kena takedown! Mohon bantuannya, readers-nim!! This story is NOT MINE. And translated in BAHASA 🇮🇩 Translate enggak 100% akurat -! ⚠️ WARN...