———— chapter start ✣
Pada saat itu, rasa takut dan putus asa tersebar dengan jelas di mata para kesatria, termasuk kapten Gadville.
"K-Koin emas itu ..... i-itu .... itu ...."
Sudah tak ada ruang lagi untuk beralasan.
Kapten Gadville yang gemetaran itu tak bisa berkata-kata lagi.
Atas namanya, para anggota menunjukkan reaksi yang jujur. Mereka mulai menjambak rambut mereka dan mencakar pipi mereka.
"T-Tidak, s-saat kami jalan ..... aku tak bermaksud untuk ..... uh hu uhuh ....."
"Oh, oh, tidak .... jangan ..... apapun tapi interogasi b-bid'ah ....."
"S-Sir, aku tak suka ini ..... aku, aku tidak mau disiksa ....."
"'Order and Goodwill' kumohon! Kumohon maafkan aku ....!"
Lidah jahat mereka memperkuat rasa takut dan putus asa satu sama lain. Mereka melukai satu sama lain dan berteriak kesakitan.
Inilah waktunya untuk membungkus ini semua.
"Lalu, karena kita semua harus pergi ke Ordo bersama-sama, haruskah aku memperbaiki kaki kalian?"
"....!"
Kekuatan suci pun merembes dari tanganku. Tepat sebelum aku bisa menyembuhkan mereka semua dengan area heal.
Cahaya kegilaan bersinar di mata para Kesatria. Seolah-olah mereka sudah membuat janji sebelumnya, kebanyakan dari mereka melompat.
"Aaaaaaa!"
Dengan sebuah teriakan untuk meningkatkan rasa semangat mereka, kaki mereka menendang tanah, dan arah tempat mereka lari dengan kecepatan tinggi dan sekuat tenaga adalah ....
"Uaaaaaaghhrh!"
"Aaaaagh!"
Tebing.
Teriakan mereka pun mengecil dari nyala redup kedalaman ngarai. Banyaknya kesatria Pillar of Light memilih untuk melarikan diri pada kematian.
[ 'The Harsh Comentator Who Adjusts the Balance' menggigit lidahnya, berkata apakah Inkuisisi se-menyeramkan itu? ]
Kalung ku pun berdering.
<Kau menonton aksi bunuh diri mereka dari samping.>
Seharusnya aku bisa menghentikan itu kalau aku mau. Tapi aku tak melakukannya.
Aku memberikan mereka sebuah pilihan sedari awal. Yah, sebenarnya, itu latihan khusus untuk membantu dan bersekongkol, tapi tetap saja, masih ada enam anggota kesatria di depanku.
Kecuali wakil kapten Lecto yang sudah jadi orang pendiam, lima orang lainnya gemetaran karena mereka bahkan tidak punya keberanian untuk kabur dari kesaksian dan berdiri di ruang sidang.
Aku tertegun saat aku melihat salah satu dari mereka.
"Kalau kau mendorong yang lain untuk mati, setidaknya kau harus punya keberanian untuk membunuh dirimu sendiri dengan cara yang sama."
"Hik, huk ..... aku, aku ....."
"Semuanya sama, Kapten Gadville. Aku tak akan membiarkanmu mati, omong-omong. Karena kau adalah saksi yang paling penting."
"Uhmm ... hik ... uhh ....."
Aku pun mengalihkan tatapanku dari Gadville yang sedang menangis-nangis.
Pada saat yang sama, aku merasakan sebuah presensi yang semakin mendekat. Setelah selesai memasukkan kotak itu ke Black Arc de Triumph, Thesilid mendekati ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Privileges by The World Building God
AdventureATTENTION PLEASE! ⚠️ Jangan sebut-sebut nama translator di medsos atau site manapun agar translate ini tidak kena takedown! Mohon bantuannya, readers-nim!! This story is NOT MINE. And translated in BAHASA 🇮🇩 Translate enggak 100% akurat -! ⚠️ WARN...