105. Promise with The World Building God (7) 𖥔

188 24 5
                                    

———— chapter start

"...."

Dia (Thesilid) menatap Ailette dengan intens, namun tidak bereaksi. Tidak, dia tidak bisa bereaksi.

Ailette pun menaruh biji-bijian itu tepat di tangan Thesilid, mengekspresikan kalau dia tak punya pilihan lain, dan bersama-sama mereka pun menaburinya ke dalam api.

Roarrr!!

Obor terbesar di sejarah Ordo pun melonjak.

Dua mata kedua orang itu pun tertuju di depan api biru yang besar.

Sepatu hak-nya membuat matanya tingkat Ailette naik sedikit, dan dia tersenyum padanya.

"Ini berjalan dengan baik. 'Kan?"

"......"

Sebuah bisikan yang hanya bisa didengar olehnya. Di waktu itu, dia merasa kalau kehangatan yang menyelimuti tangannya akan terjatuh.

Tak.

"....."

Itu adalah tindakan yang impulsif.

Dia menggenggam tangannya Ailette yang ingin bergerak pergi, dan menguncinya di tangannya Thesilid sendiri. Dia bertanya, melihat ke arah matanya yang berwarna peridot, yang melebar karena terkejut.

"Kenapa .... kau terlihat seperti ini ....?"

Dia bahkan tidak tahu mengapa suara rendahnya jadi gemetaran.

Atas nama Thesilid yang bingung, Ailette pun melakukan aksi yang diperlukan.

Dia pun mengubah bentuk dari tangannya yang digenggam secara natural, membuat itu terlihat seperti Thesilid sedang memberinya escort.

Dan dia menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan.

"Kenapa? Bukankah ini cantik?"

"....."

Dia merasa lidahnya mengeras dengan sia-sia, lalu dia pun kembali pada kesadarannya setelah beberapa detik.

Itu bukanlah inti dari pertanyaannya. Dia ingin bertanya padanya, apa yang Ia pikirkan atau apakah ia akan mengungkapkan identitas aslinya.

Denominasi akan benar-benar membebankan dia dan mengikatnya dengan alasan yang jelas seperti tugas dan tanggungjawab. Thesilid, yang berpengalaman itu sendiri, merasa yakin.

"Tidak apa-apa. Percayalah padaku."

Wanita itu menarik tangannya dengan lembut dan berbalik badan.

Meskipun berada di depan ratusan pengunjung gereja yang berkumpul untuk upacara Festival Panen, punggung dan bahunya tidak memberikan tanda-tanda menyusut.

"Sir Clovis."

Lawan bicara yang berdiri di bawah altar pun mengerti permintaannya dengan benar.

"Saya ingin memperkenalkan anda sebagai protagonis dari Descent of Divinity, Ailette Rodellaine."

"....!"

Kecurigaan semua orang pun terkonfirmasi.

Suara tersedak pun bisa terdengar di mana-manapun. Bahkan mereka yang menebak dengan positif juga gemetar dengan emosi.

"Ini, ini adalah satu-satunya yang ....!"

"Aku telah menunggu selama 10 tahun!"

"Sa-Saint!"

Rasa antusias dan emosi pun menyebar dengan sungguh-sungguh lewat udara.

Lalu, dua kardinal yang sedang duduk di kursi yang dipasang di belakang altar pun berdiri.

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang