———— chapter start ✣
Thesilid menerima semua serangan Master itu tanpa terdorong satu inci pun. Dia ku lindungi, tapi dia melakukannya dengan baik jauh melebihi ekspektasi ku.
Meskipun dia terluka dengan sengaja saat dia tidak bisa menangkis serangannya, dia tetap mempertahankan dirinya di garis yang Ia buat.
Tentu saja, berkat Healer luar biasa yang berdiri di belakangnya, dia dapat dengan bebas menggerakkan tubuhnya.
“Jalang itu! Aku harus membunuhnya ...! Sialan!”
Ya, dia pantas untuk marah.
Lima pisau Aura Blade terblokir saat dicegat oleh petir ku, dia bahkan tak bisa mendekat ke arahku karena Thesilid, dan bahkan kalau Thesy terluka, dia akan kembali seperti semula karena penyembuhan yang luar biasa.
“Haa! Hah hah ...!”
Aku tidak lupa untuk rajin menyerangnya sambil melindungi dan menyembuhkan Thesilid.
Dan tiba-tiba, tubuhnya Master itu retak layaknya tembikar yang akan hancur. Ada banyak celah. Sekarang, semua yang harus kulakukan adalah melepaskan serangan di sela-sela itu.
"Ayo, bersih-bersih."
Jari telunjukku pun memerintah untuk membersihkan kotoran-kotoran.
Sistem
——————
[ Skill tingkat tinggi 'Pure Light' lv.16(+10) telah diaktifkan. ]Seolah-olah matahari telah terbit, malam yang dibuat oleh Carpheus pun luntur.
“U-Uaaaakghhhhk!”
Dum!
Sebuah cahaya putih yang brilian mengalir seperti air terjun pada tubuhnya Master itu yang sedang berlutut.
Lahir untuk memurnikan kegelapan, cahaya putih itu menembus sampai ke jiwa iblis itu dan mempercepat retakannya. Cahaya itu mulai menghancurkan dari bagian yang paling kejam. Oleh karena itu.
Pussack!
Tangan kirinya Master itu, tempat dimana Pedang Iblis mengakar, menjadi hancur berkeping-keping.
“Tidaaaaakk!”
Karena kehilangan tangannya, dia jadi kehilangan kualifikasi sebagai master. Daripada berbalik ke Eleon, Pedang Iblis itu melambung tinggi dan mendarat di tanah.
“P-Pedangku!”
Lalu, energi iblis pun terhapuskan dengan cepat dari tubuhnya Eleon—yang terpisah dari pedang iblis itu. Dia berubah menjadi normal, dengan rambut pirang dan mata birunya.
"Pedang suciku ...!"
Meskipun dia telah berubah ke bentuk manusia, Eleon masih dalam proses kehilangan anggota tubuhnya. Bahkan dalam keadaan seperti itu, dia berusaha sekuat tenaga untuk mendekati pedang iblis itu dengan merangkak.
Tentu saja, aku tak membiarkannya.
Kwajik!
Aku memblokir jalannya dengan pedang cambuk, dan mendekatinya perlahan-lahan.
"Diamlah."
"...!"
Wajahnya Eleon dipenuhi dengan kehorroran saat dia melihatku.
Tapi, saat dia melihat Thesilid di sampingku, dia berteriak sampai air liurnya terciprat. Seolah-olah Ia adalah orang yang paling tersakiti di dunia ini.
"Dasar jahat! Kau mencoba mengambil pedang suci dariku! Apa kau pikir Pedang Suci akan menyambut bocah sial bermata hijau itu? Akulah pemilik dari Pedang Suci! Tak peduli seberapa iri dan pahitnya kau ...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Privileges by The World Building God
DobrodružnéATTENTION PLEASE! ⚠️ Jangan sebut-sebut nama translator di medsos atau site manapun agar translate ini tidak kena takedown! Mohon bantuannya, readers-nim!! This story is NOT MINE. And translated in BAHASA 🇮🇩 Translate enggak 100% akurat -! ⚠️ WARN...