———— chapter start ✣
Pada momen itu, Thesilid yang menghilang dari pandanganku selama beberapa saat itu pun mendekatiku.
Dia telah berganti pakaian dengan seragam putih paladin. Sepertinya dia menerima perlakuan ekstra dari para kesatria.
"Ailette."
Seorang pria tampan yang menggunakan seragam menggoda itu pun memanggil namaku. Aku pun merogoh-rogoh tas ranselku tanpa menjawabnya.
"Ambil ini."
Apa yang kuambil adalah tiga botol healing potion. Yang kuambil hanya yang kondisi dan keefektifannya terbaik.
"Aku punya lumayan banyak."
"Aku tak berpikir kalau ini dibutuhkan."
Aku tak punya pilihan lain selain menunjukkan pengetahuan seorang Transmigrator.
"Apa yang kau maksud tidak dibutuhkan? Bahkan meskipun kau lumayan beruntung karena sudah sedikit memulihkan kekuatanmu sampai tingkat pemula, kau hanya bisa bertahan hidup di dalam dungeon ini kurang dari 20 menit. Minumlah saat kau membutuhkannya."
"Kalau begitu, aku merasa sangat berterimakasih."
Botol-botol potion itu pun penuh di tangannya.
"Melihat kau peduli tentang hal-hal begini, apa kau akan mengikuti rencana ku?"
Sebelum aku mengetahuinya, permintaan yang konyol itu direncanakan. Aku tak menyukainya tuh.
"Iya."
Tetap saja, aku tidak komplain.
Baiklah, lakukan apapun yang kau mau, si Tukang Cari Bahaya kami. Bukankah aku di-transmigrasi karena disuruh melihatnya? Haa.
"Terima kasih."
"Kalau kau merasa berterimakasih, apakah kau akan mendengarkan satu permintaanku?"
"Apapun itu, kalau aku bisa melakukannya."
"Bahkan meskipun episode ini sulit, ayo jangan menyerah."
Thesilid menatapku seolah-olah dia telah mendengar sesuatu yang tak pernah Ia pikirkan.
"Tak usah khawatir. Aku benar-benar menikmati episode ini."
"Apa kau bahagia?"
"Itu berkatmu."
Whoa, itu adalah hal fantastis lainnya yang Ia ucapkan.
[ 'Balance that Judge the Souls' berbinar, berkata bahwa ada suasana aneh yang sedang mengalir di antara kalian berdua. ]
Hal yang baik kalau aku bisa memotivasi seorang returnee untuk bertahan dari sindrom *burnout.
*burnout = stress karena ngerasa enggak cukup sama kemampuan diri sendiri.
Sebelum obrolan kami menjadi lebih hangat, budaya hieriarki pun memecah obrolan kami.
"Sir Thesilid, baliklah ke tempatmu. Mulai berbaris."
Seorang pria di ujung umur 20 tahunnya, dengan rambut coklat yang diikat kebelakang seperti kuncir kuda itu pun berkata dengan suara yang dingin. Apa dia bilang kalau namanya Wakil kapten adalah Lecto?
Thesilid kembali ke grup setelah menjadi diam. Sepertinya dia berdiri bersebelahan dengan seorang kapten bernama Gadville di depan.
Sekarang, masalahnya adalah bagaimana caranya untuk mengatur alkemis lemah yang ada di *party nya, kembali ke Ordo Kesatria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Privileges by The World Building God
AdventureATTENTION PLEASE! ⚠️ Jangan sebut-sebut nama translator di medsos atau site manapun agar translate ini tidak kena takedown! Mohon bantuannya, readers-nim!! This story is NOT MINE. And translated in BAHASA 🇮🇩 Translate enggak 100% akurat -! ⚠️ WARN...