116 - 118. One Answer to the Truth (2) - (4) 𖥔

234 19 3
                                    

.
.
haloo, Stardust ga nge-drop novel ini kok, tenang ajaa, cuma skrg lagi sibuk aja, utk hari ini segini aja ya T_T

———— chapter start

Hanya ada satu Kardinal yang memanggilku dengan nama.

<Itu Cattleya! Leya!>

"Halo, Yang mulia."

Agnes dan aku tidak menyembunyikan kesenangan kami. Kardinal Cattleya menghela napasnya seolah-olah dia tak bisa menghentikan kami.

"Akhirnya aku melihatmu."

"Bagaimana kabar anda? Seharusnya saya menyapa anda terlebih dahulua, maafkan saya."

"Jangan meminta maaf. Daripada itu, aku pikir aku harus berbicara lebih formal padamu ...."

"Jangan begitu. Anda adalah Nenek dari sahabat saya dan sahabat dari guru pedang saya."

Ada bisik-bisik dari sekitaran mami. Clovis pun menyelinap ke dalam obrolan sebagai representatif untuk semua orang yang melihat pemandangan ini.

"Apa anda berdua saling kenal satu sama lain, Yang mulia?"

"Iya. Keluargaku berhutang budi pada Count Gillette untuk waktu yang lama."

"Kalau kami membicarakan tentang hutang budi, akulah yang seharusnya berhutang budi. Terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawa cucuku yang berharga dan juga karena telah menjadi sahabat untuknya."

Saat kalimat itu keluar, kardinal Cattleya, yang mengingat ulang saat itu pun berbicara padaku.

"Sekarang, karena aku tahu kau siapa, semuanya jadi masuk akal. Pada hari jangka umur Bia seharusnya berakhir adalah hari pertama Descent terungkap di Kapel Besar."

"Pada saat itu, kami terjatuh ke dalam dungeon kelas A di mansion Count."

"Misteri dari pusaran dungeon yang terjadi 10 tahun yang lalu di Ordo juga telah terjawab. Di waktu itu, orang-orang bertanya-tanya bagaimana caranya Protagonis dari Descent masuk dungeon, mengalahkan bos-nya, dan keluar tanpa ada yang mengetahuinya. Tapi, ternyata dia terjebak di pusaran itu sejak awal. Itu benar-benar gelap di bawah lampu."

"Haha ...."

Kardinal Cattleya membiarkan ketidakpastian ku dengan sebuah senyuman seolah-olah dia tak memiliki niatan khusus untuk menginterogasi diriku.

Lalu, tatapannya menuju Thesilid yang berada tepat di sampingku.

"Lama tak berjumpa, Yang mulia."

".... Lama tak jumpa, Sir Thesilid."

Ada sedikit jarak sebelum dia menjawab. Itu adalah reaksi yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang tahu situasinya.

Tatapan matanya kardinal Cattleya tidak berada di matanya Thesilid, tapi tertuju di atas kepalanya.

Itu adalah kemampuan uniknya untuk bisa melihat jangka umur yang pernah hidup dan sisa umur mereka, kemampuan Eyesight of Vitality.

Thesilid di depannya telah terjumlah sebanyak 17 kali dia pernah hidup di episode sebelumnya.

Itu adalah hal yang natural bahwa Kardinal Cattleya terkejut saat angka yang mengambang di atas kepalanya tiba-tiba berubah.

<Leya pasti sudah sadar kalau Thesilid adalah seorang regresor.>

Itu adalah konten yang selalu keluar di karya aslinya. Tidak ada efek riak di posisinya, yang terikat dengan menjadi pengamat.

Tidak ada yang baru.

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang