040. Filial Piety Trip (3) 𖥔

41 5 0
                                    

———— chapter start

Aku mengikuti jejak mengandalkan batu bercahaya. Aku pun sampai setelah berjalan kecil selama 10 menit. Destinasinya lumayan dekat dari sana.

Ada sebuah kawah luas yang berair seiring berjalannya waktu.

Kolam besar air jernih setinggi lutut telah menjadi rumah untuk tanaman air. Ini merupakan pemandangan yang sangat indah untuk melihat tanaman air bergoyang-goyang di air di bawah sinar rembulan.

Aku melihat ke arah tempat di mana pemandangan bulan purnama tlah bercahaya. Bagian depan kolam lebih terlihat seperti kawah.

Di sana, ada gerbang asing yang diam-diam membuat sebuah pusaran.

"Ini adalah dungeon."

Dan pada saat itu, muncul pesan dari sistem yang menyatakan bahwa quest 'Hometown Tour' telah selesai.

[ 'The Harsh Comentator who Adjusts a Balance' menganggukkan kepalanya dan berkata, seperti yang diduga, tidak ada dungeon yang bisa dilewati oleh seorang kelas S. ]

[ 'Balance that Judge the Souls' mengirimkan celaan ke 'The World Building God' bertanya apakah dia menuntun penganutnya ke tempat berbahaya secara sengaja? ]

[ 'The World Buiding God' buru-buru menjelaskan kalau itu adalah dungeon kelas C yang tidak ada boss dan sudah dijajah, jadi tidak akan ada masalah di sana. ]

Agnes melihat ke arah sekitar, dan berkomentar dalam intonasi yang ramah karena dia tidak sedang berada di mode latihan.

“Genangan air ini benar-benar terlihat seperti kawah. Itu artinya ledakannya sudah terjadi.”

"Ledakan?"

Aku terkejut. 'Ledakan Dungeon', di mana monster-monster dan iblis meledak keluar dari dungeon, seperti sebuah ledakan. Tak peduli seberapa rendahnya level dungeon, kalau terjadi ledakan, kesulitannya melompat dan meningkat setidaknya sampai ke level S.

Saat iblis dan monster yang seharusnya merajalela di dalam dungeon, malah merajalela di dunia manusia, kerusakannya sangatlah besar. Itu merupakan sebuah bencana yang mungkin bisa saja menghancurkan benua Serentra kalau ledakan dungeonnya tidak dicegah sebagaimanapun juga.

Itulah 'Ledakan Dungeon'.

Aku mengecek umur tanaman air itu dengan menggunakan salah satu dari skill Cultivation 'Pendeteksi Tanaman'.

"Umur dari tanaman di sini kira-kira kurang dari 6 tahun. Kalau ledakannya terjadi enam tahun yang lalu, maka seluruh menara sudah hancur."

Aku merinding saat mengatakannya. Itu merupakan kejadian enam tahun yang lalu di saat keluargaku masih tinggal di sini.

“Ini terlihat seperti ada yang buru-buru menanganinya di saat ledakannya terbuka. Itulah yang ku sebut 'sangat beruntung'. Omong-omong ....”

Ekspresi Agnes pun menggelap.

“Karena ledakan dungeonnya sudah ditangani, pasti ada korban di sini, tapi tak ada tanda peringatan sama sekali. Sepertinya dungeon ini tidak dikenali oleh orang-orang.”

Itulah yang dikatakan Agnes.

Tidak seperti biasanya, seharusnya sudah menjadi hal yang normal untuk menjadi tempat yang ramai siang dan malam karena dikunjungi oleh para penjelajah untuk menggali sumber daya. Tapi sebaliknya, tempat ini malah menjadi bagian dari alam.

Seolah-olah dunia tidak pernah mengetahui eksistensi dari dungeon ini.

Dalam kasus ini, hanya ada satu kesimpulan.

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang