181 - 184. A Reunion I Hoped For, A Reunion I didn't Want (9) - (12) 𖥔

138 15 8
                                    

181. A Reunion I Hoped For, A Reunion I didn't Want (9) 𖥔

Aku pun berjalan keluar dari cermin.

"Ailette!"

"Kakak!"

Hari ini, rekanku banyak sekali menyerukan namaku.

"Hahh....dari pandangan pertama, kau terlihat tak kenapa-kenapa. Apa kau baik-baik saja, Kapten?"

"Hey, Ailette! Apa yang terjadi?"

"Aku khawatir sekali, Kak!"

Ephael, Hestio, Ash pun mengelilingi dan mengekspresikan kekhawatiran mereka.

Di kejauhan, Frintz dan Raywin yang telah bergabung dengan prajurit Kerajaan, terlihat menghela napas lega. Bianca, yang berada di tangannya Frintz, tersenyum lebar seolah-olah ia akan menangis saat mata kami bertemu.

[ 'The Eyes that Watch Over the Chaos of All Things' menunjuk bahwa Bianca hanya tersenyum seperti itu pada anda. ]

Dan akhirnya, Thesilid ....

"...."

Dia berdiri tak tergerak, diam-diam di belakang grup.

Kulit pucatnya yang normal sekarang terlihat entah kenapa pucat pasi seolah-olah dia tertinggal sendirian ke tempat yang membuatnya tak bisa bernapas.

"Thesy."

"...Ai."

Tepat setelah kupanggil, dia mengeluarkan helaan napas untuk merelaksasi paru-parunya.

Itu terasa aneh untuk menyadari dia akhirnya bernapas lagi. Aku dengan hati-hati berbicara padanya.

"Kau tahu kalau aku tidak mungkin terkena tipuan itu."

"Tetap saja."

"Aku pikir kau menyadari semuanya saat kita bertatapan tadi. Itulah mengapa kau melepaskan rantainya."

"....Meski begitu." (tl/n: astaga bg thesy kamu khawatir bgt ya sayangkuu)

[ 'The Balance that Judge the Souls' menunjuk bahwa sang Main Karakter bisa bernapas hanya saat bersamamu. ]

[ 'The Eyes that Watch Over the Chaos of All Things' mengernyitkan dahinya, bahwa hubungan seperti itu tidaklah masuk akal. ]

Lalu Thesilid berbicara.

"Kalau kau terlambat sedikit, aku berniat untuk mengeluarkan mu."

"Hah?"

"....Bahkan meski aku membuang segala-galanya...."

"...."

Kalimat gumaman yang tak bisa kudengar dengan benar, terlewat begitu saja ke telingaku.

Tetapi, aku tahu satu hal.

'Kau benar-benar merasa khawatir.'

Aku merasa bersalah dan bersalah lagi. Karena aku membuatnya khawatir, dan karena aku merasa bahwa kekhawatiran itu terasa manis. (tl/n: EKHEMMM)

Aku pun melihat ke arahnya dengan mata yang merasa bersalah. Aku ingin menghiburnya, tapi aku tak bisa menemukan kalimat yang tepat, jadi waktu yang kami habiskan untuk kontak mata yang hening itu menjadi lebih lama.

[ 'The Eyes that Watch Over the Chaos of All Things' marah dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan di depan Bianca. ]

[ 'Balance that Judge the Souls' menyemangati kalian untuk langsung lebih mendekat 15cm lagi. ]

Aku tiba-tiba kembali pada akal sehatku dan menjauh dari Thesilid.

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang