———— chapter start ✣
"Dewa Pencipta."
Aku menyembulkan kepalaku dari tangannya Ibu dan melihat ke atas langit.
"Terima kasih."
Ini tenang. Setelah sekian lama, sangat-sangat lama sekali, pesannya muncul.
[ 'The World Building God' memberitahu anda agar mengambil item milik anda. ]
Untuk keraguan yang lama dan konten yang kering, kebaikan yang mendalam telah tersampaikan. Aku terkekeh lembut.
"Baik!"
Pada waktu itu, seolah-olah menilai kalau reuni ibu dan anak itu sudah cukup, Kakek ikut campur tangan dengan hati-hati.
"Emm ... Elthea."
"Kau siapa?"
"I-Ini Ayah!"
"Aku tak punya seorang Ayah."
"Uh-huk!"
Kakek menahan napasnya seolah-olah sebuah anak panah telah ditembakkan ke jantungnya. Ibu memelukku lebih erat dan menembak kembali dengan dingin.
"Kau sudah menemukan putri aslimu. Aku menemukan keluarga asliku juga. Aku akan hidup dengan keluargaku sendiri."
"A-Aku mengusir Elisa! Direktur panti asuhan dan Viscount Bistein menipuku menggunakan aktor teater. Itu adalah penipuan yang menargetkan keluarga kita. Sekarang, karena kita telah menyelesaikan semuanya, pulanglah ke rumah, Elthea. Ku mohon??"
"Rumahku bukan di sana."
Kakek kehilangan tekad Ibu.
"A-Aku akan memberimu julukan dengan benar. Kau tak perlu menderita di luar. Kalau kau membawa suamimu dan anakmu hidup di sana ...."
"Julukan? Properti? Apa kau pikir itu berarti untuk pengguna Aura sepertiku?"
"K-kalau begitu, Elthea ...."
"Aku tak butuh apapun."
Ibuku bahkan tak mendengarkannya. Kakek merasa gelisah dan menuangkan kata-katanya seolah-olah menggantungkan diri pada harapan terakhirnya.
"A-Aku salah, Elthea. Fakta kalau aku memperlakukanmu dengan ketat itu karena aku ingin menjadikanmu pewaris secepatnya, aku menyesali semua yang aku lakukan padamu, aku berusaha keras pada Elisa untuk menebus karena aku gagal untuk menjadi Ayah yang tepat untukmu."
"Saat Elisa masih di sana, kau memperlakukanku bagai tak terlihat, sekarang saat dia tak ada, kau datang padaku untuk bilang kalau kau peduli padaku?"
"Se-Setidaknya, ingatlah satu hal. Alasan mengapa aku sangat peduli pada Elisa itu karena aku mempekerjakanmu sedari kecil. Hal-hal yang tak bisa kulakukan untukmu terus menerus datang ke pikiranku, jadi aku ingin melakukan sesuatu seperti seorang Ayah dengan penebusan hati ...."
"Kau menyebutnya sebuah alasan? Aku selalu berlatih, dan dia kesepakatan nyata?!"
"Uh, hukk, hiks. Itu, iya, semuanya alasan yang payah. Aku telah bodoh, aku bersalah atas segalanya ...."
"... Tunggu, apa yang kau lakukan?!"
Akhirnya, Kakek berlutut di depan Ibu.
Ibu meremas bahunya dan mencoba untuk membuatnya berdiri, tapi Kakek tak bergeming, bahkan dengan kekuatan yang pernah Ia lakukan saat mendorong Kakek tadi.
"Sebagai Ayah yang *miskin dan mengerikan, aku tidak tahu bagaimana caranya cinta dan peduli padamu sebagai putriku. Jadi, tolong, ku mohon. Berikan aku kesempatan untuk mempelajari bagaimana caranya mencintaimu meski sudah terlambat ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Privileges by The World Building God
AdventureATTENTION PLEASE! ⚠️ Jangan sebut-sebut nama translator di medsos atau site manapun agar translate ini tidak kena takedown! Mohon bantuannya, readers-nim!! This story is NOT MINE. And translated in BAHASA 🇮🇩 Translate enggak 100% akurat -! ⚠️ WARN...