095. How the Protagonist does Good Deeds (6) 𖥔

148 21 0
                                    

———— chapter start

"...."

Pikiranku pun menjadi dingin.

<Apa yang harus kita lakukan?! Tak peduli seberapa banyak aura yang dia tingkatkan, dengan ketinggian segini—!>

(tl/n: Maaf banget guys, klo ada banyak pembaruan, tapi seterusnya dialog Agnes bakal diganti jadi <> biar gaada yang salah paham ok)

"Ah, iya juga."

<Hah?>

Aku kepikiran sesuatu.

"Bulu lima warna dari Ratu Harpy."

<... Ah.>

Item sekali pakai yang mencegah kematian, diperoleh di dungeon terakhir yang kami kunjungi! Sudah jelas kalau dia lompat dengan mengandalkan itu.

[ 'The World Building God' merasa marah, bertanya apakah itu dibutuhkan untuk membuat produksi berlebihan seperti itu. ]

[ 'The Harsh Comentator who Adjusts the Balance' merasa ngeri dan berkata kalau dia benar-benar berpikir si Protagonis akan pergi ke episode 18 beneran. ]

<Haa, aku benar-benar kaget!>

"Aku tahu. Ayo kita ... kita tunggu dia kembali."

<Apa yang akan kau lakukan?>

"Aku akan memberikannya pill rasa tai burung pipit."

<Itu dorongan yang bagus.>

Sambil merencanakan permainan balas dendam yang membuatnya depresi, suara kebingungan pun datang dari belakang.

"Kau, kau, siapa kau!"

"Kau bilang kau seorang alkemis!"

"Bagaimana bisa kau lepas dari wakil kapten ...?!"

Sang tank utama, Wakil kapten Lecto lumayan spesial di kelompok itu.

Wajahnya para kesatria, yang telah membangun pengepungan di sekitarku itu dipenuhi oleh kewaspadaan.

<Apa yang akan kau lakukan, Ailette?>

"Aku harus berurusan dengan cowok-cowok ini terlebih dahulu."

Sang Kapten dan Wakil kapten itu merasa terprovokasi oleh suara dingin yang mereka dengar.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Siapa yang mau melakukan apa?"

"Singkirkan wanita itu! Kita tidak boleh membiarkan saksi mata hidup!"

Sekarang, ini terlihat seperti mereka mencoba untuk berbondong-bondong menyerang bahkan tanpa bermain-main menjadi kesatria.

"Kau harus pergi ke Ordo untuk bersaksi, jadi aku akan memberikanmu kesempatan untuk hidup. Berterimakasih lah."

Aku pun menarik Serpent dan meliputinya dengan cahaya putih.

"P-Pengguna aura ...!"

"Kau bilang kau itu alkemis!"

"Benar, bahkan meskipun begitu, tingkat pemula itu ...."

Chrarararara!

Karena kesalahpahaman yang tidak menguntungkan, aku pun segera mengerahkan whip sword ku. Pedang kesayanganku pun terbang seperti seekor ular yang akan melahap mereka, menyebabkan badai darah di area ini.

"Aww! Kaki ku, tanganku ...!"

"A-Apa! Ilmu pedang yang aneh ini ...!"

"S-Sama sekali bukan pemula! A-Ahli Aura! B-Bahkan lebih tinggi dari itu!"

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang