146 - 148. Visiting Grandpa's House (6) - When Saving the Third Time Around (1)

179 15 0
                                    

—— 146. Visiting Grandpa's House (6) 𖥔 ——

Aku agak tersentak oleh nadanya yang agak tajam.

[ 'Inspektur Spoiler' menegang. ]

Tatapannya Thesilid yang tertahan di wajahku sedikit lebih lembut.

Sebelum aku mengetahuinya, observasinya telah berubah menjadi penyelidikan.

Sejauh ini, dia berlaku seperti tidak terlalu peduli soal kecurigaan tentangku, tapi di sisi lain, Thesilid terlihat sudah mengumpulkan informasi tentangku dengan cermat.

Dengan senyum alamiah yang cakep, ia pun meletakkan dedikasinya.

"Kau mengetahui dunia ini dengan baik, tapi kau tak pernah melihatnya dengan matamu sendiri."

"...."

"Kalau dipikir-pikir lagi, kau tahu semua cara untuk menyerang Hellkaion. Aku pikir kau menduganya akan keluar dari dungeon, tapi saat kau sampai di tempat kejadian bencana, kau jadi tergagap."

"Apa aku begitu?"

"Iya. Itu kali pertamaku mendengar kau bersumpah serapah."

Aku tak dapat mengingatnya, tapi aku rasa aku begitu. Dia takkan tahu kalau aku merutuki dirinya yang di masa depan, kan?

Aku merasa tertusuk dengan tanpa alasan, tapi Thesilid berbalik ke topik utamanya.

"Omong-omong, itu...."

"...."

"Itu artinya, informasi yang kau punya itu bukanlah visual."

Berlawanan dengan suaranya yang melemas, tatapannya itu ulet.

Matanya sangat intens dalam memotret setiap detail dari jawabanku tanpa ketinggalan satu hal kecil sedikitpun.

Ini tak ada bedanya dari interogasi yang dilakukan melalui tatapan, dan aku perlahan-lahan merasakan sensasi bahaya.

<Wow, cowok ini.....>

Saat Agnes sedang ingin mengatakan sesuatu saat aku mencengkeram kalungnya dengan erat.

Dengan senyuman cerah di wajahku, aku pun menyarankan sesuatu.

"Mungkin kita harus menyimpan game truth or dare ini nanti saja."

"Baiklah."

Thesilid pun menyerahkan tugasnya tanpa merasakan penyesalan.

Saat kami keluar dari distrik komersial dan memasuki distrik penduduk, jalanannya menjadi hening.

Ini sedikit masih awal untuk tertidur, jadi cahayanya masih menyala di setiap jendela rumah.

Agnes pun berkomentar.

<Tenang dan bersih. Tempat ini terlihat seperti tempat yang bagus untuk ditempati.>

"Betul, kan? Keamanannya sangat baik menurut norma."

Aku menegaskan kata-katanya Agnes dan menambahkan beberapa katanya lagi.

"Tapi mungkin hari ini adalah pengecualiannya."

Kami melirikkan mata kami dan melihat ke arah belakang. Thesilid berbicara terlebih dahulu dengan nada yang tenang.

"Kita dibuntuti. Sepertinya orang itu adalah assasin yang dilatih dengan adil, aku yakin dia menuju padaku."

Itu adalah opsi yang setara dengan episode protagonis yang ke-17, dimana ia percaya bahwa seluruh dunia menginginkan kematiannya.

Aku pun mengajukan opini yang penuh harapan.

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang