042. Filial Piety Trip (5) 𖥔

33 3 0
                                    

———— chapter start

Anak bernama Elisa itu mengetahui fakta yang hanya diketahui oleh anak dari kekasihnya yang telah tiada itu.

Direktur panti asuhan dan walinya juga memberikan bukti kalau dia merupakan putri aslinya.

Inilah mengapa Ia membesarkan mereka bersama karena Ia tidak tahu siapa putri aslinya. Lama kelamaan, Ia merasa kalau dua-duanya seperti putri pertama dan keduanya, jadi bukanlah masalah siapa putri yang sebenarnya.

Namun, sikap Pangeran terhadap keduanya luar biasa berbeda.

Elisa sangatlah mirip dengan kekasihnya yang sudah meninggal itu.

Untuk alasan itu, figurnya yang halus, sangatlah lembut sampai Ia pikir itu bisa terbang saat angin tertiup, sangat-sangat menyakitkan untuk Ia. Dan sang Pangeran tidak bisa mengontrol naluri untuk melindungi-nya yang datang dari rasa bersalahnya.

Omong-omong, Elthea akan menjadi kuat sebagai penerusnya, dan Elisa, yang mempunyai tubuh yang lemah, dia memutuskan untuk membesarkannya dengan hati-hati tanpa membuatnya menderita. Dia juga memiliki keinginan untuk memainkan peran Ayah, yang yang tidak pernah bisa dilakukannya dengan Elthea. Tapi ....

"Hah? Apa anda bilang kalau Elisa itu palsu?"

"Iya. Itu merupakan penipuan untuk keluargaku dan hartanya. Direktur panti, walinya, dan Elisa sendiri ... mereka semua bagian dari penipuan."

"Oh, well, anda keras pada putri asli anda dan penuh kasih sayang pada putri palsu anda? Di depan putri asli anda?"

"Iya, itu benar."

"Lalu apa alasan putri anda kabur dari rumah? Kenyataannya terungkap setelah dia kabur dari rumah, 'kan?"

"Itu ... di pertemuan keluarga, aku mengumumkan kalau Elisa akan bergabung dengan keluarga, tapi malam itu Elthea datang ke kantorku dan menangis sedih. Aku merasa malu karena aku tidak pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Aku pikir aku perlu menenangkannya, tapi aku tak tahu harus bagaimana ...."

"Apa yang anda katakan ...?"

Sang Pangeran itu menarik napas dalam-dalam.

"Untuk menjadi begitu kecil, aku memarahinya karena Ia gagal menjadi kepala keluarga berikutnya di situ."

"...."

Ailette meneguk air karbonasinya, lalu dia membuka mulutnya.

"Bolehkah saya mengatakan 1 kalimat?"

"A-apa?"

"Aku juga kabur dari rumah!"

"Umh!"

"Anda harus melakukannya lebih baik lagi saat Ia ada di sini!"

"Uh-huk! Kau bilang kau cuma bilang satu hal saja!"

"Siapa yang peduli!"

Sangat sulit untuk dibayangkan melihat gadis kecil dengan wajah mirip Elthea menamparnya (tertampar kenyataan). Pangeran tua yang sudah banyak menangis itu mengusap air mata di matanya itu.

"Jadi, itulah cerita di saat aku sedang tertipu, tapi aku benar-benar berpikir kalau mereka itu sebagai putriku ...."

Menyela pembicaraan bukanlah pilihan yang bagus untuk situasi ini.

"Anda boleh berkata begitu saat anda sudah memberikan kepercayaan pada keluarga anda. Bukankah anda bilang kalau di pertemuan keluarga, anda mengumumkan keinginan anda untuk membuat Elisa menjadi keluarga secara resmi? Dari sudut pandang putri asli, 'Oh, anda menilai saya sebagai putri palsu dan menandai saya! Kalau begitu nanti aku akan didepak!'."

Privileges by The World Building GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang