09 Anara

3.6K 181 0
                                    

   

               -----------------------------

"Emang gue pernah bilang bosen? Sorry,ya Devano. Hidup-hidup gue jadi lo nggak berhak buat ikut campur"ucap Ailin menunjuk wajah  cowok didepannya tanpa takut

Tanpa bicara lagi Ailin langsung beranjak dari sana dan kembali menghampiri teman-temannya itu.

Devano hanya menatap punggung cewek itu yang mulai menjauh darinya. Tak lama ia juga beranjak pergi dari sana.











              -------------------------------

              -------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalian pasti menunggu ku,bukan?










Aku Anara. Anara Zenia Agistra,anak bungsu dari Papa Antariksa Agistra Wardana dan Mama Arabella Alandra. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Raksagara. Aku rasa kalian sudah mengenalnya.

Aku memiliki sifat yang sama seperti Mama ku yang baik hati,ramah dan juga bisa dikatakan bar-bar pada tempatnya.


Kakak kandung ku cuma satu dan ya itu Raksa. Namun bukan berarti aku tak memiliki sepupu, bukan?

Satu kakak laki-laki membuat ku seperti putri yang begitu disayang ditambah lima kakak sepupu laki-laki yang membuat ku seperti ratu disebuah kerajaan.

Mereka begitu menyayangi ku,aku tahu itu. Mereka juga yang membuat ku merasa paling berharga dan aku menyadari itu. Tapi apakah saking berharganya bagi mereka aku harus mengikuti ini dan itu sesuai perintah mereka? Oh tentu tidak.





Hari ini, maksud ku lebih tepatnya sekarang. Aku sedang mengikuti MOS di SMA*** mengingat aku adalah siswi baru disini.

Sekolah ini adalah pilihan kedua orang tua ku agar aku melanjutkan pendidikan disini. Aku sebenarnya tak mau mengingat ini adalah sekolah tempat empat sepupu ku menuntut ilmu.

Aku ingin memilih sekolah lain namun perbuatan ku itu ditentang enam pria yang terus membuntuti ku kemana saja.

Hari pertama saja aku sudah meminta untuk pergi sendiri dengan naik bus agar aku terbiasa dan mandiri. Namun hal itu tak mudah di izinkan karena Kak Kafka sudah mengingatkan agar dia yang mengantarku kesekolah untuk hari pertama.



Sesampainya disekolah aku sudah dihadapan oleh tiga cowok yang merupakan senior yang tak lain menjadi pemandu kegiatan MOS itu. Siapa lagi kalau bukan Kak Aga,Kak Alen dan kak Azar.

Sungguh membuat ku hendak memukul mereka. Aku tahu mereka tak lupa jika aku sudah mengingatkan mereka selama beberapa hari belakangan agar pura-pura tak mengenal diriku.

Namun apa yang terjadi? Kak Alen malah menuliskan  'si gembul ^_^'  di kertas karton dipunggung ku ditambah ia juga membuat emoji senyum disana. Aku rasa ingin pingsan waktu itu karena semua rekan seangkatan ku memperhatikan nya. Dan lagi kak Aga yang sedari tadi melempar senyum kepadaku,tapi aku masih beruntung bisa menghindari nya dan tak tertangkap basah oleh teman ku yang lain.














izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang