38 ngedate?

1.6K 107 4
                                    

-------------------------------

Ailin juga tak lupa bersalaman bersama sang papa yang sudah mengembangkan senyumnya.

"Jangan kabur. Devan,,kalau bisa kamu ikat saja dia supaya nggak kabur-kaburan lagi"ucap Abimana

"Tenang aja oom. Aman"ucap Devano lalu ia mengalami punggung tangan Abimana

Mereka berdua lalu segera beranjak dari sana.










-------------------------------

"Kok bawa motor sih?!"ucap Ailin saat menyadari jika Devano menjemputnya menggunakan motor

"Maunya pake apa? Becak?"ucap Devano lalu memasang helm nya

"Mobil ada,kan. Biasanya juga bawa mobil"ucap Ailin masih belum beranjak dari tempatnya berdiri

"Jangan manja. Mending, daripada jalan kaki"ucap Devano lalu memakaikan helm milik Ailin

"Bilang aja mau modus"ucap Ailin

Devano dan membalasnya lalu mulai menyalakan mesin motor itu.

Motor Sc*opy itu pun mulai melaju menjauhi perkarangan rumah Ailin.














-------------------------------

"Tu,,kan Lo modus!"teriak Ailin saat Devano tiba-tiba saja mengerem mendadak yang membuatnya reflek terdorong kedepan

"Lo nggak bisa liat didepan ada yang mau nyebrang"ucap Devano

"Modus lo"ucap Ailin

Devano tak membalasnya lagi dan kembali melajukan motornya.












Tak lama motor itu berhenti didepan sebuah minimarket diarea itu.

"Kalau nggak mau masuk diam aja disini,jangan lari"ucap Devano lalu meninggalkan Ailin dan masuk kedalam supermarket itu

Ailin tak peduli dan memilih memotret apa yang menurutnya bagus. Terutama wajah cantiknya.




Tak lama Devano keluar dari minimarket itu sambil menenteng dua kresek besar ditangan kanan dan kirinya.

Devano terseyum saat mendapati Ailin yang masih ada disana.

"Pegang"ucap Devano lalu memberikan sebuah kresek besar kearah Ailin

"Kok gue yang pegang. Nggak mau"ucap Ailin

Devano meraih tangan Ailin lalu memberikan paksa kantong kresek itu sedangkan yang satunya ia letakkan di depannya.

"Apa salahnya tadi bawa mobil"cicit Ailin kesal namun tetap menurut memegang kantong kresek itu





Selama perjalanan Ailin benar-benar dibuat jengkel oleh cowok didepannya ini. Ia heran saja,cowok ini bersungguh-sungguh ingin ia menerima lamarannya namun lihatlah perlakuan cowok itu terhadapnya. Seperti tak ada istimewanya.

Ailin beberapa kali mengepalkan tangannya kearah kepala Devano namun tanpa ia sadari Devano dapat melihatnya dari arah kaca spion.


"Ini sebenarnya mau kemana, sih?"tanya Ailin namun ia kembali kesal karena pertanyaan nya itu tak kunjung mendapatkan jawaban

"Woi Devano! Mau kemana kita?!"ucap Ailin namun sama tak ada respon

Ailin akhirnya memutuskan untuk diam dan tak menanyakan apapun lagi dan hanya memperhatikan kemana motor itu dilajukan.




izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang