62 penghianat

1K 44 7
                                    

 

                    -----------------------------

"Sayang sekali"ucap Edgard lalu membakar foto Anara

"Jika kamu menyukainya aku mungkin akan membiarkan nya hidup"ucap pria tua itu menyaksikan foto yang terbakar dilantai itu














                  ----------------------------

Anara kembali membuka matanya saat ia menyadari sesuatu.

Anara menggoyangkan tangannya yang terikat dan baru menyadari jika ikatan itu tak begitu kuat dan cenderung longgar.

Menyadari hal itu ia terus berusaha untuk melepaskan ikatan tali itu.

"Ah,,nggak niat ngikat ini"celetuk Anara tiba-tiba karena tali itu berhasil dilepasnya

Kemudian ia juga membuka ikatan tali dikakinya.
















                  ---------------------------

Kafka beserta beberapa anggota Dark wolf berangkat menuju alamat yang Key berikan, begitupun dengan Dirga,Valen dan Azaren. Sedangkan sisanya masih harus mengurus kekacauan yang berlaku.

"Yakin lo didalam"bisik Beni ditelinga Key

"Iya ini buktinya"ucap Key memperlihatkan layar ponselnya

"Hutan bre,, jangan-jangan ada perangkap"bisik Beni kembali

"Kita masuk"ucap Kafka membuat yang lainnya mengangguk setuju









Rumah bernuansa putih yang dihiasi lumut ditengah hutan adalah tujuan utama mereka.

Mereka tanpa takut menuju ke depan rumah itu. Disana sudah ada beberapa pria bermasker yang sepertinya memang menunggu kehadiran mereka.





Prok

Prok

Prok

"Rame sekali tamunya,sayangnya aku hanya bisa menjamu 2 orang saja"ucap Edgard yang baru keluar

"Silahkan masuk tamu istimewa"ucap Edgard seolah membungkuk kearah Kafka

"Xavier, bagaimana kabar mu? Apa rumah mu sudah dibersihkan?"tanya Edgard mengejek

"Bukankah kamu yang akan membersihkan nya"balas Xavier

"Ck,,nggak sopan sama orangtua"ucap Edgard lalu beranjak masuk


"Tetap disini jangan buat masalah lain"ucap Kafka kepada mereka yang tidak masuk

"Akhiri jika memang mengancam"lanjutnya lalu beranjak masuk kedalam diikuti oleh Xavier


















Orang-orang bermasker itu berdiri mengelilingi Xavier dan Kafka.

"Selamat datang untuk kalian berdua. Sudah lama aku menunggu kalian datang"ucap Chiko yang baru tiba sambil menyeruput jus didalam gelas yang ia pegang


Prang

"Pecah"ucap Chiko setelah dengan sengaja menjatuhkan gelas ditangannya itu

"Sakit nggak ya jika tergores?"ucap Chiko membuat Kafka dan Xavier mendengarkan nya dengan seksama

"Apa gadis itu merintih tadi?"tanya Chiko kepada pria dengan bola mata kebiruan disampingnya

Pria itu mengangguk membuat Chiko dan Edgard tertawa terbahak-bahak. Berbeda dengan itu Kafka dan Xavier sama-sama mengepalkan tangannya kuat.

izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang