55ada apa?

1.1K 61 0
                                    

     

                   --------------------------

Xavier mengelap sudut bibirnya yang berdarah dan menatap bingung kearah Kafka yang nampak marah itu.

"Kenapa?"tanya Xavier penasaran

Kafka mengeluarkan ponsel miliknya dari saku jaket dan menunjukkan layar ponsel itu kearah Xavier membuat Xavier membulatkan matanya lebih terkejut.










                     -----------------------------

Disekolah

Devano berjalan menyusuri koridor sekolah tanpa arah,ia seperti sedang mencari seseorang.

"Xavi"panggilnya saat melihat Xavier yang baru menuruni anak tangga terakhir dari arah rooftop

"Kenapa? Jauhi Anara?"ucap Xavier langsung

"Gue minta lo jauhi Anara mulai sekarang"ucap Devano

"Oke"balas Xavier lalu melanjutkan langkahnya

Baru tiga langkah,cowok itu kembali menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap Devano yang masih berdiri disana memperhatikannya.

"Tapi lo juga harus jauhi Ailin"ucap Xavier lalu tertawa paksa

"Apa yang Lo rasain sama seperti yang gue rasain. Jadi jangan maksa seseorang untuk menjauh dari orang yang dia sayang"ucap Xavier lalu melanjutkan langkahnya menyusuri koridor sekolah itu

Sedangkan Devano masih terdiam dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana.

Dari atas Anara dapat mendengar percakapan dua orang itu. Ia harus memikirkan cara agar kehadiran Xavier dapat diterima oleh kakak-kakaknya itu.












                    --------------------------

Azaren
Udah sampai
Mohon do'a nya

Anara
Aminnn
Semangat kak Azar!

Dirga
Semoga lancar

Valen
Lancar bro

Devano
Sukses

Raksa
Jaga kesehatan dan semoga acaranya berjalan dengan lancar

Hanya ada enam nama yang saling berbalas chat digrup itu,mereka kehilangan Rakafka.














                   ---------------------------

Sementara Azaren diluar kota mengikuti lomba musik,Dirga dan rekannya termasuk Xavier juga sekarang sudah dalam perjalanan menuju tempat lomba mereka.

Mereka berangkat menggunakan satu mobil yaitu mobil guru pembimbing mereka.

Dewi duduk dikursi dekat pengemudi yaitu guru pembimbing pria sedangkan Dirga dan Xavier duduk dikursi belakang dengan posisi sama-sama duduk didekat jendela.

Mereka hanya diam dan sibuk dengan ponselnya masing-masing dan akan membalas jika ada Dewi maupun guru pembimbing berbicara dengan mereka. Namun tidak dengan masing-masing dari mereka berdua.











Sedari tadi Anara gusar karena ia mengkhawatirkan keadaan Azaren yang hari ini baru memberi kabar jika ia akan tampil. Anara juga bertambah gusar mengingat Dirga juga sedang dalam perjalanan mengikuti lomba yang satu tim dengan Xavier.

izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang